Namun karena latihan, Diggia tidak menyangka bahwa dampaknya akan lebih parah saat digunakan dalam balapan sprint.
"Sudah sejak Jumat pagi, aku mengalami situasi ini. Kami tahu itu bukan masalah teknis, motornya bagus kok, semua baik saja (selain itu)," ujarnya.
"Tapi kau harus paham bahwa hanya aku saja pembalap yang mengalami luka bakar. Pembalap lainnya juga mengeluhkan soal panas, dan kadang tuas rem depan sangat panas, bagiku ini sangat tidak mungkin untuk dikendarai," lanjutnya.
Sepanjang balapan ia harus menghindari panas yang berlebih dari motornya, dengan gerakan-gerakan tertentu yang jelas mengganggu konsentrasinya.
"Di lurusan, kakiku tidak di fairing. Aku melaju dengan kaki dan lengan terbuka. Ketika mengerem, aku memisahkan semua," sambung pembalap bernomor 49 ini.
"Aku menjauhkan seluruh tubuhku dari motornya, itu benar-benar membakarku. Itu terlalu banyak. Aku ingin lanjut tapi sebelum tikungan terakhir, aku mendapati diriku hampir berada di bagian kanan trek," tegas Diggia.
Ia pun akhirnya memilih mundur demi menyelamatkan dirinya agar bisa ikut balapan utama, daripada memaksakan diri dengan masalah overheat tersebut.
Baca Juga: Marc Marquez Menang Mudah di Sprint MotoGP Thailand 2025, Rookie Asia Kembali Kasih Kejutan
Soal cederanya, ia memastikan bahunya sangat fit dan tidak mengalami masalah saat dipakai balapan sprint.
"Aku percaya diri dengan tim dan aku yakin mereka akan menyelesaikan masalahnya," lanjut Diggia.
"Kami harus menemukan cara menyelesaikan masalahnya, untuk mencari solusinya. Aku tak mau berpikir bahwa kami tak bisa mengatasinya," tuntasnya.
| Editor | : | Hendra |
| Sumber | : | Paddock-GP.com |
KOMENTAR