"Nah, kalau seperti itu, biasanya warga cari aman dan menghindar. Biasanya mereka sudah keluar di jalan, cari mangsa untuk dihajar," tambahnya.
Fauzan Ridha (19), seorang mahasiswa di Tasikmalaya, menyatakan meskipun jadwal keluar geng motor sudah diketahui publik, mereka tetap sering berkeliling di jalanan, baik pada malam hari libur maupun hari biasa.
"Kalau geng motor sekarang tak pernah bawa atribut saat beraksi kriminal di jalanan. Mereka hanya diperintah oleh pentolannya untuk mencari seseorang untuk dianiaya dengan tujuan membesarkan namanya dibicarakan orang," jelas Fauzan.
Di sisi lain, sekelompok masyarakat berinisiatif untuk melawan geng motor dengan cara mengusir dan memburu mereka di beberapa ruas jalan Kota Tasikmalaya.
Masyarakat yang gerah dengan ulah geng motor ini berkelompok dan memasang jebakan di jalan untuk memberi pelajaran kepada para pelaku.
"Kalau geng motor kan kebanyakan anak tanggung SMP, SMA. Jadi mereka beraninya kalau banyakan, kalau cuma beberapa motor, warga melawan mereka kabur terbirit-birit," ujar Rinrin (43), seorang tokoh pemuda di Jalan Mangin-Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Baca Juga: Tega, Ini Alasan Kreak Semarang Tawuran dan Bacok Pemotor Tak Bersalah
Meskipun banyak organisasi kemasyarakatan yang berupaya memerangi geng motor, aksi-aksi tersebut tampaknya tidak membuat geng motor merasa takut.
"Banyak kan perang geng motor, tapi belum membuat takut mereka. Tapi, kalau biasanya warga turun ke jalanan kompak, mereka pada ngumpet, takut," tambah Rinrin.
Kota Tasikmalaya sebelumnya mengalami darurat aksi kriminal yang menyebabkan seorang pelajar tewas akibat pengeroyokan geng motor di Jalan Wasita Kusuma, Indihiang, (12/1/25).
Korban, Yoga, seorang pelajar SMK asal Desa Sukaraharja, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal di tempat akibat dikeroyok oleh puluhan geng motor.
Dua rekannya juga mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
"Saya menyaksikan sendiri puluhan geng motor itu melewati Jalan Mangin ke arah Terminal Indihiang. Eh, pagi harinya dapat kabar di dekat terminal ada korban tewas dikeroyok geng motor," jelas Rizki (36), salah seorang warga Jalan Mangin, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Kapolsek Indihiang, Kompol Haji Iwan, membenarkan adanya pelajar yang tewas diduga akibat pengeroyokan.
"Awalnya kami menerima laporan kecelakaan lalu lintas, tetapi setelah olah TKP awal, kami menemukan indikasi lain yang mengarah pada tindak pidana pengeroyokan," pungkasnya.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR