GridOto.com - Dibanding merek Honda atau pun Yamaha, produk matic Suzuki memang bisa dibilang kalah populer.
Coba lihat di sekitar kita, sudah pasti Suzuki Spin, Skywave atau Skydrive pasti populasinya lebih jarang terlihat dibanding Mio series apalagi BeAT.
Meski kalah populer tapi tak berarti motor Suzuki jelek ya.
Contohnya ada di matic satu ini, yang pasti banyak dari Sobat GridOto yang sudah lupa, ia adalah Suzuki Hayate.
Motor ini dirilis pertama kali di tahun 2011 untuk meneruskan generasi Skywave.
Makanya kalau dilihat ia punya konsep yang lumayan serupa dengan desain yang lumayan bongsor, punya double sokbreker belakang, serta bukan merupakan matic dek rata.
Bahkan bentuk dan ukuran peleknya pun sama-sama 16 inci, karena memang mereka berbagi pelek.
Bedanya dengan Skywave, secara bodi Suzuki Hayate ini dibuat lebih tajam dan meruncing.
Baca Juga: Muncul Tahun 1979, Inilah Deretan Honda GL Series yang Pernah Ada di Indonesia
Headlamp-nya juga lebih modern dengan menyatukan dual headlamp-nya menjadi satu.
Kemudian di bagian tengahnya diberi mika berwarna biru sehingga ada sedikit aura mewah di sana.
Pun demikian dengan bentuk stoplamp-nya yang lumayan unik, dengan desain dua buah yang dipasang di sisi kiri dan kanan.
Kemudian posisi lampu sein ditempatkan agak ke bawah dekat sepatbor, dan dengan bentuk yang lancip.
Hayate memang tak punya banyak fitur-fitur modern karena lahir tahun 2011.
Namun setidaknya ia dibekali side stand switch, alias standar samping yang bisa mematikan mesin jika diturunkan.
Selain itu volume bagasinya juga cukup luas di masanya, karena mencapai 17,7 liter.
Soal mesin, Hayate pakai mesin SOHC berpendingin udara dengan kapasitas 124 cc.
Masih mengandalkan karburator, mesin itu mampu menghasilkan tenaga 9,6 PS di 8.000 rpm dengan torsi 9,8 Nm di 6.000 rpm.
Yang unik lagi dari Hayate, saat kemunculannya motor ini di televisi ada Irfan Bachdim sebagai bintang iklannya atau brand ambassador-nya.
Pemain Timnas Indonesia yang saat itu lagi ngetop-ngetopnya tuh!
Sayangnya, kehadiran Hayate seperti gagal menarik minat konsumen di Indonesia.
Faktor seperti bobot yang lumayan berat karena tembus 113 Kg, hingga bensin yang dianggap boros, mungkin jadi penyebab kenapa motor in kurang laku.
Akhirnya Suzuki memutuskan untuk menghentikan penjualan Hayate pada 2014, alias hanya satu tahun ia mengaspal.
Kalau buat sekarang, rasanya Hayate oke juga ya kalau mau dijadikan motor koleksi mengingat bentuknya juga termasuk cakep.
Setuju enggak?
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR