GridOto.com - Dua orang di dalam Toyota Agya meregang nyawa usai digebrak keras mahluk tinggi alias pohon ketika sedang melintas.
Lokasinya berada di Jalan Raya Karanglo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang mendadak tumbang, Jumat (29/11/2024) malam.
Diketahui, pohon jenis asam berdiameter 60 cm ini tumbang seusai wilayah Malang diguyur hujan deras.
Pohon tersebut berada di depan Sekolah Tinggi Teologi Satyabhati tumbang ke arah jalan pukul 18.16.
Dilansir dari kompas.id, korban meninggal merupakan suami istri.
Mereka adalah Darmo Wahono (60) yang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit dan Henny Christiana (58) yang meninggal di lokasi.
Keduanya warga perumahan Bumi Banjararum Asri.
Kronologi bermula saat Toyota Agya N 1793 HD yang melaju dari arah Singosari (Surabaya) ke Malang yang dikemudikan oleh Darmo beserta tiga anggota keluarganya, yaitu istri dan dua anak yang berumur 6 tahun dan 7 tahun.
Baca Juga: Avanza Isi 7 Orang Dikerubuti Warga, Berhenti di Bawah Pohon Kondisi Begini
Sementara di lajur sisi barat, dari arah Malang menuju Surabaya, melaju Suzuki Ertiga N 1183 XZ yang dikemudikan Eka LS (32), warga Rejoso, Pasuruan, dan sebuah motor yang dikendarai Irwan Mulyo (35), warga Turirejo, Lawang.
Baik kedua anak Darmo maupun pengemudi Ertiga dan motor hanya menderita luka-luka.
”Dugaan sementara pohon tumbang karena akarnya sudah lapuk,” ujar Kepala Polsek Singosari Komisaris Masyhur Ade, disitat dari Kompas.com.
Rudi (35), salah satu pedagang kios buah yang ada di tempat itu, menuturkan, saat peristiwa terjadi, kondisi hujan deras telah reda tetapi sisa-sisa genangan di tanah masih tampak.
”Dua penumpang Agya meninggal, sedangkan penumpang Ertiga selamat meski kendaraannya juga tertimpa pohon,” ujarnya.
Akibat peristiwa ini terjadi kemacetan panjang kendaraan dari empat arah, baik dari Singosari, Gerbang Tol Singosari, Malang, maupun dari Kota Batu.
Polisi pun menutup jalur yang menuju lokasi bencana bagi kendaraan roda empat. Kendaraan baru lancar kembali sekitar pukul 20.15.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR