Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Kaleidoskop F1 2022, Efek Lumba-lumba Jadi Istilah Paling Heboh Sepanjang Musim, Emang Apa Sih Maksudnya?

Rezki Alif Pambudi - Jumat, 30 Desember 2022 | 21:32 WIB
Porpoising, istilah yang heboh di F1 2022
Formula1.com
Porpoising, istilah yang heboh di F1 2022

GridOto.comPorpoising alias efek lumba-lumba bisa jadi istilah paling heboh sepanjang gelaran F1 2022 lalu.

Pada dasarnya, kejuaraan F1 2022 lalu memang menghadirkan pembaharuan besar dengan hadirnya regulasi mobil generasi baru.

Meski dari segi mesin hampir sama saja dari sebelumnya, mobil F1 2022 menghadirkan bentuk dan konsep bodi yang jauh berbeda dari generasi lamanya.

Konsep ground effect menjadi akar kunci mobil F1 2022, dengan komponen aerodinamikanya tak lagi dodominasi oleh spoiler ataupun bodywork yang ada di bagian atas.

Bentuk terowongan angin di floor dan kolong mobil lah yang menjadi pemegang utama kemampuan aerodinamika sebuah mobil.

Perbedaan bentuk kolong mobil F1 2022 dan 2021
The-Race
Perbedaan bentuk kolong mobil F1 2022 dan 2021

Tujuan pemberlakuan konsep ini adalah mengurangi dampak dirty air, yang menjadi momok di F1 selama beberapa tahun belakangan.

Dengan konsep ground effect ini, sebuah mobil bisa menguntit mobil lainnya lebih dekat dan lebih lama agar kompetisi semakin ketat.

Dan lumrahnya dampak dari penerapan regulasi baru, ada beberapa pihak yang kurang optimal menafsirkan regulasi.

Tentunya ada juga yang mengalami masalah dalam penerapan regulasinya.

Baca Juga: Setelah Pensiun, Juara Dunia F1 Empat Kali Sebastian Vettel Menolak Lakukan Pekerjaan Ini

Salah satunya adalah fenomena porpoising, alias efek lumba-lumba yang menjadi istilah paling heboh selama tahun 2022 ini di dunia F1.

Sesuai namanya, mobil yang mengalami efek ini akan bergerak ke atas ke bawah seperti lumba-lumba yang sedang berenang di lautan.

Gejala porpoising ini sudah menjadi risiko ketika sebuah mobil menggunakan konsep ground effect seperti mobil generasi baru ini.

Saat menerima downforce yang besar, mobil akan ditekan ke bawah sehingga berakibat ruang angin di bawah mobil tentunya akan semakin sempit dan pasokan udara akan berkurang.

Puncaknya terjadi ketika udara sudah tidak bisa lewat lagi dan floor mencapai titik terendah yang bisa digapai, downforce berkurang drastis, mobil akan kembali ke atas.

Hal itu terus berulang sehingga mobil akan memantul berulang kali dan tentu sangat menganggu kecepatan mobilnya.

Porpoising yang berat ini akan membuat kejadian 'bottoming', di mana buritan mobil akan menghantam aspal berulang kali.

Hal itu membuat komponen mobil rawan rusak, dan para pembalap mengklaim juga mengalami masalah kesehatan dari porpoising ini.

Lewis Hamilton kabarnya bahkan sampai melakukan terapi akupunktur karena punggungnya sakit gara-gara porpoising.

Baca Juga: Momen Lucu Pele Saat Datang ke Ajang F1, Kibarkan Bendera Finish Tapi Malah Telat Gitu

Untuk itulah beberapa pihak khususnya Mercedes melakukan protes ke FIA, dan FIA pun menerapkan aturan baru untuk mengurangi gejala porpoising.

Lama kelamaan, tim-tim mulai menemukan solusi untuk mengurangi gejala porpoising dan masalah ini tak sebegitu besar seperti di awal hingga pertengahan musim 2022.

Editor : Dida Argadea
Sumber : GridOto.com

Diam-diam Ketakutan? Ini Pilihan Pecco Bagnaia Soal Siapa Tandemnya di MotoGP 2025

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa