GridOto.com – Secara tampilan, orang mudah berprasangka kalau Fin Komodo ini adalah kendaraan jago off-road.
Lihat saja perawakannya, ban bertapak kasar dengan orientasi lumpur, sasis pipa terekspos beserta panel bodi minimalis, juga ground clearance tinggi yang seolah siap mengangkangi batu atau medan jelek lainnya.
Kenyataannya, Fin Komodo KD 250 X ini memang kendaraan off-road.
Saat kami duduk di kabin minimalisnya itu, jok rendah membuat kaki terasa sangat berselonjor.
(BACA JUGA: UTV Anak Bangsa Fin Komodo KD 250 X, Pakai Mesin Sendiri?)
Posisi duduk ini mengingatkan kami pada mobil sport Lotus Elise atau Lotus Exige, bokong bagai menapak lantai, sudut dengkul sangat landai, dan sandaran jok bisa diset rebah.
Kendati posisi kemudi tidak bisa diatur naik-turun atau maju-mundur, tapi tak menyulitkan kami meraih posisi duduk ideal.
Tuas transmisi itu hanya ada 3 titik gerakan, depan (F), tengah (N) dan belakang (R).
Depan untuk maju, tengah untuk netral dan belakang untuk mundur.
Transmisi itu otomatis CVT, responsnya cenderung lebih ke arah halus ketimbang responsif apalagi mengentak.
Tenaga yang cuma belasan dk dari mesin berkapasitas 250 cc itu memang tidak memberikan akselerasi yang impresif, tapi karakter yang kuat di putaran bawah membuat Fin Komodo KD 250 X terasa luwes saat bergerak.
(BACA JUGA: Fin Komodo KD 250 X, UTV Tangguh Karya Anak Bangsa)
Suspensi menggunakan double wishbone di keempat roda, makanya kami tak heran Fin Komodo bisa sangat stabil saat membelok kencang di permukaan tanah berbatu.
Berkat double wishbone pula, mobil buatan Indonesia ini bisa tetap empuk bantingannya meski handling terasa tajam.
Masalah muncul dari getarannya.
Getarannya sangat terasa saat putaran mesin sudah terlalu tinggi, dan getaran itu bagai peringatan bagi kami bahwa perangainya memang bukan untuk kecepatan sangat tinggi melainkan untuk luwes berkelit dari jebakan off-road.
Meski hanya berpenggerak roda belakang, namun artikulasi suspensi mampu menjaga traksi roda tetap optimal.
Bahkan Ibnu Susilo, desainernya juga merancang sasisnya agar fleksibel mendukug kelenturan suspensi.
Tujuannya agar saat Fin Komodo menemui rintangan, misal lumpur atau berbatu, pergerakannya tetap luwes menjaga traksi roda hanya dari poros belakang.
Ulasan tentang VW Polo VRS:
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR