GridOto.com - Penjualan mobil baru di Indonesia bisa dibilang masih lesu tahun ini.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil baru sepanjang Januari-Oktober 2025 turun sekitar 10 persen jika dibanding periode sama tahun lalu.
Salah satu faktor yang menyebabkan turunnya penjualan adalah melemahnya daya beli masyarakat.
Jika perekonomian masih belum membaik, penjualan mobil baru tahun depan diyakini masih akan lesu.
Terkait penjualan di tahun depan, GAC Indonesia menyampaikan harapan agar pemerintah memberikan dukungan lebih besar pada sektor pembiayaan kendaraan.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga daya beli masyarakat, sekaligus mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional.
Andry Ciu, CEO GAC Indonesia, menilai bahwa prospek penjualan mobil di tahun depan akan sangat bergantung pada geliat ekonomi dan dukungan dari sisi pembiayaan.
“Semoga dengan banyaknya bantuan pemerintah untuk terus mengucurkan dana ke dalam sistem, dapat menghidupkan geliat ekonomi yang lebih baik di tahun depan. Kalau geliat ekonomi membaik di tahun depan, saya optimis penjualan mobil juga akan mengikuti,” ujar Andry di kawasan PIK beberapa waktu lalu.
Menurutnya, penjualan mobil saat ini tidak sepenuhnya ditopang oleh pembelian tunai.
Baca Juga: Cara ACC Dongkrak Pembiayaan di 2026, Luncurkan Kantor Cabang Berjalan
Sebagian besar konsumen mengandalkan pembiayaan melalui leasing atau kredit kendaraan.
Karena itu, ketersediaan dana di sektor pembiayaan menjadi faktor krusial bagi keberlangsungan pasar otomotif.
“Kan pembeli mobil itu tidak semuanya cash, lho. Kan banyak yang beli mobil via leasing, via kredit. Kalau kreditnya, pembiayaannya seret, volume-nya kan ngaruh. Gitu,” jelasnya.
Andry menambahkan, dukungan pemerintah terhadap lembaga pembiayaan dan stimulus ekonomi diharapkan dapat memberikan efek domino terhadap sektor otomotif.
Dengan sistem pembiayaan yang lancar dan bunga kredit yang kompetitif, konsumen akan lebih mudah mengambil keputusan untuk membeli kendaraan baru.