Kisah Century, Mobil Prestisius Jepang Yang Sempat Diremehkan

Iday - Minggu, 2 November 2025 | 18:00 WIB

Century Concept di Japan Mobility Show 2025 (Iday - )

GridOto - Bagaimana mungkin, Toyota tanpa tradisi atau gengsi, berharap bisa membuat mobil kelas dunia, berada di puncak mobil mewah?

Respons meremehkan seperti itu bukan hal aneh bagi Toyota.

Justru memantik semangat untuk membuat mobil yang berbeda dari yang lain.

Hal ini diungkap Akio Toyoda,
Chairman of the Board of Directors Toyota Motor Corporation dalam presentasinya di Japan Mobility Show 2025 di Tokyo (29/11).

Ia menyebut Century lahir dengan memanggul Jepang di pundaknya.

"Ini bukan sekadar membuat kendaraan. Dengan ide dan kemampuan orang Jepang, kami harus membuat industri kendaraan untuk Jepang," ujar Akio menirukan perkataan kakeknya, Kiichiro Toyoda dulu.

Iday/GridOto
Akio Toyoda dalam presentasi Century di Japan Mobility Show 2025

Kiichiro, pada tahun 1930-an bukan sekadar membangun pabrik mobil, tapi membangun industri.

Prinsip 'tidak seperti yang lain' mendorong Nakamura memperhatikan semua aspek. Dari pengembangan produksi sampai penjualan.

Century sendiri dikembangkan mulai tahun 1963 oleh Kenya Nakamura, kepala teknisi pertama Toyota. Hanya 30 tahun setelah Toyota berdiri atau 18 tahun setelah perang berakhir. Di mana brand Toyota pun masih perlu dikembangkan.

Enggak heran, mereka menerima respons yang mencibir.

Bagaimana mungkin, Toyota tanpa tradisi atau gengsi, berharap bisa membuat mobil kelas dunia, berada di puncak mobil mewah?

Sebuah respons yang enggak mengherankan bagi Toyota.

Iday/GridOto
Century Concept di Japan Mobility Show 2025

Nakamura pun tak bergeming.

"Tradisi akan mengikuti secara alamiah. Mari ciptakan mobil mewah jenis baru tidak seperti yang sudah ada sebelumnya," ucap Nakamura yang kemudian melahirkan ide segar dan penuh terobosan teknologi.

Bayangkan, sebuah mobil yang mengusung nilai budaya Jepang. Dari ukir-ukiran zaman Edo sampai kain brukat Nishijin-ori sebagai pelapis jok.

Model orisinal pertama tersebut menjadi mobil kesayangan Soichiro Toyoda, ayah Akio Toyoda untuk berkendara sehari-hari. Kelak, menjadi mobil yang mendapat perhatian generasi ke generasinya.

Soichiro selalu memberi masukan demi pengembangan Century. Baik kestabilan di jalan lurus atau ketika menghadapi terpaan angin keras dari samping.

Keduanya, Soichiro dan Nakamura bersikeras menjalankan proyek yang disebut sebagai tindakan yang ceroboh oleh orang-orang.

Akio menyebut bahwa jika di hati mereka ada kesamaan passion yang ditumbuhkan oleh Kiichiro kepada asosiasi industri automobileJepang, hanya tiga bulan setelah perang berakhir.

Automobile Association ini merupakan pendahulu dari Automobile Business & Culture Association of Japan di mana Akio menjadi Chairman sekarang.

Iday/GridOto
Century Concept di Japan Mobility Show 2025

Saat itu Kiichiro mengungkap jika dia ingin membangun industri otomotif negara yang demokratis, berkontribusi dalam membangun kembali perdamaian Jepang dan dunia budaya.

Kalimat membangun kembali perdamaian Jepang mencerminkan semangat berkontribusi kepada masyarakat melalui industri.

Orang Jepang butuh kebanggaan menjadi warga Jepang. Inilah kenapa Nakamura dan Soichiro, anak Kiichiro bersikeras membuat mobil yang membawa tradisi dan kemampuan orang Jepang yang bisa mereka banggakan di atas panggung dunia. Mobil yang bisa berkontribusi terhadap perdamaian dan pertukaran kebudayaan. Peran ini diyakini Akio alasan Century dibuat.

Menariknya, Akio melihat kondisi sekarang. Setelah lebih dari lima dekade setelah kelahiran Century, di mana Jepang menemukan dirinya sendiri.

Ia menyebut era 'Jepang sebagai No.1' sudah di belakang mereka. Ia mengungkapkan bahwa sekarang datang waktunya yang dikenal sebagai 'the lost 30 year'.

Jepang sebagai sebuah bangsa kehilangan energi dan dinamikanya, bersamaan dengan keberadaan Jepang di dunia.

Ia berandai-andai, jika Kiichiro dan Nakamura melihat Jepang saat ini, apa yang akan mereka katakan?

"Saya menduga mereka enggak akan mengatakan apapun dan langsung beraksi," ujar Akio.

Ketika Nakamura melihat judul berita media setelah perang menyebut 'Mulai Dari Nol' Nakamura menyanggah.

"Bukan dari nol. Betul bahwa fasilitas kami hancur dan kamis enggak punya bahan dan uang. Tapi kami punya kekuatan dan kemampuan yang membangun Jepang. Itu sebabnya kami mampu membangun kembali," ucap Nakamura dengan kegeraman, dituturkan ulang Akio.

Sekarang, Jepang punya industri otomotif skala dunia. Punya Monozukuri atau seni membuat sesuatu yang mempertahankan negara.

Punya alam yang menakjubkan yang mengundang orang dari berbagai belahan dunia. Budaya makanan yang kaya dan semangat untuk menghadirkan kenyamanan.

"Saya yakin, saat ini lebih dari itu. Kami membutuhkan Century," ujarnya.

Nama Century merepresentasikan seratus tahun Ere Meiji dan kelahiran Sakichi Toyoda, pendiri Toyota. Tapi bagia Akio, sang cicit, ini tentang mengembangkan seratus tahun ke depan.

Adapun emblem Phoenix, dalam mitologi Jepang, burung ini hanya muncul kalau dunia dalam keadaan damai.

Century bagi Akio bukan sekadar nama. Tapi keinginan mendalam untuk kedamaian dunia dan usaha membentuk Jepang seratus tahun lagi.

"Dengan berpulangnya Soichiro, saya melihat ini sebagai misi pribadi. Terima kasih pada Toyota, kami punya banyak teman yang membawa semangat Kenya Nakamura," ucapnya.

"Bersama-sama kami memutuskan untuk meluncurkan merek Century 'one of One'. Sebagaimana dikatakan Nakamura, tidak seperti yang lain," lanjut Akio.

Century sendiri bukan hanya merek di Toyota Motor Corporation.

"Kami ingin menggalinya sebagai brand yang membawa spirit Jepang - kebanggaan Jepang - kepada dunia. The next Century begins with us," pungkasnya sambil kemudian membuka selubung mobil berwarna Unique Amber Shade tersebut.