Terpaksa Terjang Banjir Pakai Motor, Ketahui Risiko dan Teknik yang Benar

Dida Argadea - Jumat, 31 Oktober 2025 | 16:00 WIB

Ilustrasi, pengendara motor melintas di genangan banjir (Dida Argadea - )

GridOto.com - Hujan deras mulai kerap turun di sejumlah wilayah di Indonesia.

Tak jarang hujan pun sampai menyebabkan banjir atau genangan air di jalanan.

Bagi para pengendara motor, hal ini tentu penting jadi perhatian karena genangan air yang terlalu tinggi berpotensi merusak motor.

Menurut Oke Desiyanto, Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, water hammer adalah salah satu risiko saat pengendara motor nekat menerjang genangan air.

Memaksa menerabas genangan bisa membuat air menyusup sampai ke ruang bakar melalui saluran udara atau air intake.

Di dalam ruang bakar, sifat air yang tak bisa dimampatkan layaknya bensin, akan menyebabkan tekanan balik yang besar saat piston bergerak untuk melakukan kompresi.

"Ini dikenal sebagai water hammer, menyebabkan setang piston bengkok atau bahkan blok mesin retak. Kerusakan ini bersifat fatal dan membutuhkan biaya perbaikan yang besar," terang Oke dalam keterangan resminya.

Selain water hammer, korsleting juga bisa jadi efek buruk saat pengendara motor nekat menerjang genangan air.

Air adalah konduktor listrik yang buruk, sehingga jika membasahi soket-soket kabel, koil pengapian, busi, atau ECU, dapat terjadi korsleting yang mengganggu sistem pengapian atau injeksi bahan bakar.

Baca Juga: Sipa Tahu Membantu, Ini 8 Tips Kalau Terpaksa Terjang Banjir Pakai Motor

Dampaknya mesin motor akan langsung mati, susah dihidupkan, atau mengalami ngadat (brebet) karena sistem pembakaran tidak bekerja optimal.

Oke pun berbagi tips soal cara melewati genangan air jika dalam kondisi terpaksa.

Berikut penjelasannya:

Kenali Batas Ketinggian Air

Motor matic tidak mampu menahan banjir yang ketinggian airnya telah mencapai bawah lubang ujung knalpot.

Selain itu pastikan juga ketinggian air tidak sampai menyentuh saringan udara (air intake).

Posisi itu kurang lebih setara setinggi betis atau di bawah lutut orang dewasa.

Teknik Menerjang yang Benar

Jika genangan masih dalam batas aman (di bawah saringan udara), jaga kecepatan motor tetap rendah dan stabil.

Gunakan kecepatan sekitar 5-10 km/jam dan hindari mengubah putaran gas secara mendadak.

Putaran gas yang stabil mencegah knalpot kemasukan air, karena tekanan gas yang stabil akan mendorong air keluar jika air mulai mendesak masuk.

Jika motor matik cukup jaga putaran mesin yang stabil, pengguna motor dengen gigi perseneling sebaiknya pilih menggunakan gigi rendah.

Tak kalah penting untuk selalu periksa kondisi lalu lintas dan genangan air dengan seksama.

Berjalan di bagian tengah genangan juga bisa jadi pilihan, karena mayoritas bagian tengah jalan punya permukaan yang lebih tinggi dari pada sisi pinggir, tapi hal ini juga tak selalu benar, jadi tetap waspada.

Tindakan Setelah Melewati Banjir

Jangan langsung matikan mesin, tapi biarkan menyala beberapa saat di tempat yang kering.

Hal ini membantu mengeringkan sisa-sisa air di beberapa komponen panas seperti knalpot.

Jika curiga air masuk ke area CVT, oli mesin, atau oli transmisi (gardan), segera bawa motor ke bengkel untuk kuras oli dan cek CVT.

Air yang mencemari oli dan bearing akan mengurangi kemampuannya dan menyebabkan kerusakan dalam jangka panjang.

"Menghadapi banjir, prinsip utama kita adalah mencegah lebih baik daripada memperbaiki. Motor tidak didesain sebagai perahu. Batas amannya sangat jelas, jika air sudah mendekati saringan udara, itu adalah zona merah," tegas Oke.