Indah pun mendorong pekerja atau pihak yang merasa dirugikan untuk melapor langsung ke Kemenaker.
Sementara Shell Indonesia juga angkat bicara terkait isu ini karena dalam isu tersebut SPBU kuning ini yang disenggol.
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, mengonfirmasi adanya penyesuaian operasional akibat kekosongan stok BBM jenis bensin di beberapa jaringan SPBU.
"Kami melakukan penyesuaian kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell selama produk BBM jenis bensin tidak tersedia secara lengkap, termasuk penyesuaian jam operasional dan tim yang bertugas melayani para pelanggan," kata Ingrid dalam keterangan tertulis, (16/9/25) dilansir dari Kompas.com.
Produk Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ disebut belum tersedia hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Baca Juga: Bos Shell Indonesia Klarifikasi Soal Stok BBM Kosong di SPBU, Begini Komentarnya
Meski begitu, Ingrid memastikan layanan lain seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell tetap beroperasi.
Ia menegaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah agar pasokan BBM kembali normal.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan pemerintah tidak akan membuka tambahan impor BBM nonsubsidi untuk SPBU swasta.
Menurutnya, kuota impor 2025 sudah dinaikkan menjadi 110 persen dari tahun lalu.
"SBPU swasta itu sudah diberikan kuota impor 110 persen dibandingkan dengan 2024. Contoh, tahun 2024 satu perusahaan dapat jatah 1 juta kiloliter, tahun ini jadi 1,1 juta kiloliter," kata Bahlil dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, (16/9/25).
"Jadi sangatlah tidak tepat kalau dikatakan kuota impornya tidak kita berikan," sambungnya.
Ia menambahkan, jika ada kekurangan stok, SPBU swasta diminta berkolaborasi dengan Pertamina.