GridOto.com - Berdasar pantauan GridOto.com pada Kamis, 28 Agustus 2025 sebagian besar SPBU Shell di Kota Bekasi kehabisan stok BBM jenis bensin.
Sejumlah SPBU Shell yang disambangi GridOto.com pada hari ini antara lain Shell Ahmad Yani 1, Shell Noer Ali 2, Shell Agus Salim, Shel Cut Meutia 1 dan 2.
Berdasar informasi dari petugas SPBU Shell kepada GridOto.com, Shell Super, V-Power, dan V-Power Nitro+ sudah beberapa hari tidak tersedia di tempat mereka.
Hanya Shell V-Power Diesel yang tersedia di semua SPBU Shell yang didatangi oleh GridOto.com pada hari ini.
Selain itu, para petugas yang kami wawancarai mengaku tidak tahu kapan mereka akan mendapatkan lagi pasokan BBM yang habis ini.
Baca Juga: Ternyata BBM Shell di Bekasi Juga Banyak yang Kosong, Kenapa Ya Ini?
Kejadian serupa pernah terjadi pada 1 Februari 2025 lalu.
Hampir semua SPBU Shell di Bekasi pada waktu itu tidak memiliki stok BBM untuk dijual kepada konsumen.
Papan informasi harga di depan SPBU Shell banyak dimatikan atau ditulis dengan angka "0".
Cuma toko serba ada (convenience store) Shell Select dan bengkel yang beroperasi pada saat GridOto.com datang ke sana.
Walaupun papan harga ditulis angka "0" atau dimatikan, masih saja ada pengemudi mobil dan motor yang masuk ke area SPBU.
Baca Juga: Bos Shell Indonesia Buka-bukaan, Ungkap Alasan Asli Stok BBM di SPBU Sempat Kosong
Begitu melihat area pengisian ditutup atau diberitahu petugas SPBU bahwa tidak ada BBM, mereka langsung pergi meninggalkan lokasi.
Baru pada 7 atau 8 Februari 2025 pasokan BBM Shell ke sejumlah SPBU mereka di Jabodetabek mulai mengalir kembali.
Selang satu bulan setelah kejadian tersebut, Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia, Ingrid Siburian dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR di Jakarta, (26/2/25) memberi keterangan.
Ingrid mengatakan, kekosongan stok BBM di SPBU Shell terjadi akibat hambatan pasokan dan persiapan distribusi.
Ingrid mengatakan SPBU Shell mengalami kekosongan seluruh varian BBM, mulai RON 95, RON 98, dan solar CN51 pada Januari 2025.
"Keterlambatan tersebut terjadi karena hambatan pada rantai pasok. Hambatan itu berada di luar kendali kami. Fokus kami pada hal-hal yang bisa dikendalikan," ujar Ingrid seperti dilansir Antara.