Dampak Insentif 0 Persen Mobil Listrik, Impor CBU Makin Tinggi

Hendra - Kamis, 14 Agustus 2025 | 14:24 WIB

Ilustrasi : Ekspor mobil China (Hendra - )

GridOto.com- Pertumbuhan mobil impor terus naik signifikan sejak 3 tahun belakangan.

Data diolah Gaikindo menunjukkan Indonesia menerima kedatangan mobil utuh.

Pertambahan ini diikuti dengan semakin banyaknya pelaku impor CBU terutama kendaraan listrik sejak 2 tahun terakhir.

Pada 2023 misalnya, periode Januari hingga Desember tercatat 88.915 unit kendaraan impor.

Naik sebanyak lebih 8.000 unit pada tahun berikutnya (2024).

Pada tahun ini, periode Januari hingga Juni tecatat 61.806 unit mobil yang diimpor utuh. 

Dipastikan impor tahun ini akan melonjak hingga akhir tahun hingga mencapai 120 ribu unit.

Dilihat dari pemain impor, pada 2023 sebagian besar pemain lama berasal dari produsen Jepang seperti Toyota, Isuzu, Mitsubishi, Nissan, Lexus dan lainnya.

Baca Juga: Kata GAIKINDO Soal Produk Amerika Serikat Bebas Tarif Impor ke Indonesia

Dimana importir terbesar adalah Toyota dengan jumlah 40,2 persen atau 35.787 unit. 

Sementara pemain baru dari China hanya beberapa seperti Neta, FAW (Truck) dan MG.

Itu pun total impornya tidak signifikan, misalnya Neta yang hanya 260 unit atau 0,3 persen.

Sementara MG lebih baik dengan 937 unit atau 0,7 persen.

Baru pada tahun 2024, produsen-produsen China mulai bermunculan dengan jumlah impor yang sangat signifikan. 

Nama-nama seperti BYD, AION, BAIC, Haval hadir, bahkan di tahun pertama impornya BYD melesat di posisi kedua terbanyak setelah Toyota.

Di tahun itu BYD mengimpor sebanyak 16.767.

Pada tahun ini, tercatat selama 1 semester BYD sudah mengimpor sebanyak 13.560 unit. 

Diikuti oleh AION di posisi ke-6 dengan 2.705 unit.

Jumlah yang sangat signifikan ini, didominasi oleh kendaran listrik.

Hal ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan  (PMK) No. 10 Tahun 2024.

Dimana dalam aturan tersebut diberikan kemudahan berupa insentif 0 persen 

Tarif bea masuk tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2025.