Baca Juga: Punya Aura Motor Trail Jadul, Yamaha XT250 Model 2025 Bisa Jalan 264 KM Sekali Full Tank
Perpindahan giginya juga khas motor sport, yakni injak untuk masuk gigi 1, berikutnya congkel sampai gigi 4.
Mesinnya sendiri ada penyempurnaan dengan profil kem, port masuk, karburator hingga knalpot yang seluruhya baru.
Dari tes yang pernah dilakukan tim OTOMOTIF saat awal dilaunching dulu, mesin Athlete SOHC 2 klep berpendingin udaranya ini akselerasinya masuk kategori rata-rata.
Putaran bawahnya masih cukup responsif, namun tengah ke atasnya agak berat, terlebih gigi 4 nya berkarater overdrive.
Kopling manualnya juga tak terlalu banyak membuat perubahan karena terlalu lembek.
Terus terang saja, hasil pengetesan kami buat melawan Honda Blade 125 saat itu saja masih kalah.
Jadi meski bodinya ayam jago, kalau mau disandingkan sama Satria F memang agak jauh sih.
Untungnya, konsumsi BBM-nya cukup irit.
Saat diajak keliling kota Jakarta siang-malam melewati berbagai kondisi jalanan dan pengetesannya pakai cara fuel to fuel sebanyak 3 kali, konsumsi bahan bakar didapat angka 44 km/liter.
Bicara handling, posisi setang jepitnya bikin tim dipaksa menunduk, tangan juga dipaksa sempit karena lebar setang hanya 650 mm.
Posisi ini memang mendukung buat bermanuver agar lebih lincah, tapi pegal buat jarak jauh.
Wheelbase Athlete Pro 1.240 mm, tidak terlalu panjang sehingga masih lincah.
Namun urusan stabilitas juga enggak kalah, bantingan suspensinya pas, rebound-nya nyaman meski dipakai ngebut dan menikung di jalanan beton.
Tentunya ini karena didukung sok teleskopik depan 26 mm dan suspensi monoshock di belakang yang direvisi kemiringannya, kini jadi 450.
Salah satu yang mengurangi kenyamanan adalah posisi footstep yang terlalu maju, coba mundur dikit pasti riding position-nya makin sporti, singkron dengan setang pendeknya.
Dengan spek yang diusungnya, Athlete Pro ternyata juga kurang nendang di pasaran.
Akhirnya Kawasaki menghentikan penjualannya di 2018.
Sobat GridOto ada yang punya Athlete Pro?