GridOto.com - Pasar mobil baru di Indonesia kini berada pada situasi yang tergolong unik, karena beberapa merek meluncurkan model baru tapi dengan harga lebih murah ketimbang versi sebelumnya.
Bukan cuma modelnya yang berubah, tapi penurunan harga ini juga dibarengi dengan penambahan fitur ataupun teknologi.
Sebagai contoh, Chery menurunkan harga Omoda 5 (sekarang berganti nama jadi Chery C5) dari Rp 346,8 juta sampai Rp 414 juta, sekarang menjadi Rp 319,9 juta sampai Rp 349,9 juta.
Bukan cuma C5, Omoda E5 yang sekarang berganti nama jadi Chery E5 juga mengalami penurunan harga untuk beberapa tipe.
Chery E5 varian Pure kini harganya tinggal Rp 369,9 juta, turun sekitar Rp 49,9 juta dari harga sebelumnya yakni Rp 419,8 juta.
Sementara, varian tertingginya kini dijual Rp 399,9 juta, turun hampir Rp 100 juta dari harga sebelumnya yakni Rp 498 juta.
Selain Chery, brand asal China lainnya juga terpantau beberapa kali melakukan strategi serupa.
Merek-merek seperti MG, Wuling, BAIC, dan Jetour juga pernah menurunkan harga produk mereka demi bersaing di market otomotif.
Bukan cuma pabrikan China, brand raksasa asal Jepang, Honda, belum lama ini juga menurunkan harga Compact SUV andalan mereka, HR-V.
Baca Juga: Chery C5 dan E5 Facelift Meluncur di Indonesia, Harga Malah Turun
Untuk penurunan harganya, HR-V tipe RS yang sebelumnya dibanderol Rp 551,4 juta kini menjadi Rp 488 juta, turun Rp 63,4 juta.
Sedangkan, tipe E CVT yang sebelumnya dijual Rp 412 juta, kini menjadi Rp 399 juta, turun Rp 68 juta.
Harga Jual Kembali Anjlok
Adapun strategi banting harga yang dilakukan oleh beberapa pabrikan ini turut berdampak pada resale value, ataupun harga jual kembali di pasar mobil bekas.
Sejumlah pedagang mobil bekas mengeluhkan perang harga yang dilakukan oleh beberapa brand, karena hal tersebut membuat pasar mobil bekas menjadi rusak.
Yudi Budiman, Owner Showroom Mobil Bekas Indigo Auto, mengatakan situasi seperti sekarang ibarat berjalan di atas lahan penuh ranjau.
Sebab, jika salah mengambil langkah maka pedagang akan banyak mengalami kerugian.
"Kalau ditanya apakah berdampak, pasti berdampak ya. Ini memang kami (pedagang mobil bekas) harus benar-benar punya intuisi dalam membeli atau menjual mobil bekas. Saat ini kondisinya kami seperti berjalan di ladang ranjau," ucap Yudi saat dihubungi GridOto.com, Senin (30/6/2025).
Lebih lanjut, Ia mengatakan situasi seperti sekarang merupakan hal baru yang tidak bisa dipelajari dari pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Baca Juga: Gantikan Mesin Turbo, Honda HR-V RS Mesin Hybrid Lebih Murah Segini
"Saya sudah 26 tahun berkarier di industri otomotif, baru kali ini kita menghadapi situasi banting-bantingan harga. Sebelumnya pernah enggak, ada mobil baru keluar, teknologi lebih canggih, fitur lebih baru, harganya turun? Baru kali ini," tuturnya.
Yudi menambahkan, saat ini Ia sebagai pedagang harus terus berhati-hati dalam membeli unit yang nantinya akan dijual kembali.
Pedagang harus terus mencari informasi, dan mempelajari pola serta strategi yang kira-kira akan dilakukan oleh pabrikan mobil baru.
"Ini benar-benar di zaman yang sangat unik lah, yang mungkin tidak pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Tapi kita enggak harus pesimis, kita justru harus tetap optimis. Tapi ya kita harus cerdik lah," tuturnya.
Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Azka Maulana selaku Chief Operating Officer (COO) Focus Motor Group.
Menurutnya, pedagang atau pengusaha mobil bekas harus lebih hati-hati dalam menaksir harga unit.
"Ke depannya juga kami harus lebih hati-hati untuk menaksir harga pembelian unit dengan penjual. Ini juga jadi indikator kami untuk menentukan harga jual kembali," tukasnya.