GridOto.com - Harga bensin eceran di lima kabupaten berikut ini tiba-tiba meroket ugal-ugalan.
Pedagang terpantau menjualnya Rp 35 ribu per liter.
Hal ini terjadi pada lima kabupaten di provinsi Bengkulu, yakni Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma, Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
Kondisi ini diakibatkan terjadi kelangkaan BBM di lima kabupaten di atas.
Situasi ini telah berlangsung selama lebih dari sepekan dan menyebabkan antrean panjang di berbagai SPBU, bahkan mencapai dua kilometer.
"Sudah beberapa hari terakhir BBM Pertalite, Pertamax, dan semuanya tidak ada di sejumlah SPBU," ujar Galih, seorang warga Kota Bengkulu, (25/5/25) melansir Kompas.com.
Ia menambahkan kondisi tersebut memicu kelangkaan BBM eceran dengan harga tembus hingga Rp 35 ribu per liter.
Baca Juga: Warga Menjerit, Beli Satu Botol Bensin Eceran di Kabupaten Ini Butuh 4 Lembar Rp 10 Ribuan
Lebih lanjut, Galih menyebut, banyak kendaraan mogok karena kehabisan bahan bakar.
PT Pertamina Bengkulu menjelaskan penyebab utama kelangkaan BBM adalah terganggunya distribusi akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai.
Pendangkalan ini membuat kapal tanker tidak dapat bersandar dan hanya bisa lego jangkar di tengah laut.
Penyaluran BBM pun terpaksa dialihkan melalui jalur darat dari Lubuk Linggau dan Jambi.
Namun, distribusi darat dari Palembang ke Lubuk Linggau yang menggunakan kereta api juga mengalami gangguan operasional.
"Distribusi dari Palembang ke Lubuk Linggau memakai kereta, tapi saat ini ada kendala operasional. Dampaknya, stok di Lubuk Linggau kosong," jelas Fauzan, perwakilan Pertamina Bengkulu disitat dari Kompas.com.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bengkulu, Doni Swabuana, menyebut Pertamina mengalami kerugian hingga Rp 500 juta per hari karena harus mengalihkan distribusi ke jalur darat.
Baca Juga: Harga Pertalite Eceran di Kota Ini Tembus Rp 35 Ribu Per Botol, Semua Gara-gara Ini
Aktivitas Pelabuhan Pulau Baai sendiri telah lumpuh hampir tiga bulan, berdampak pada ekspor dan akses logistik ke wilayah-wilayah seperti Pulau Enggano.
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menegaskan permasalahan BBM bukan hanya soal pendangkalan.
Ia menyoroti antrean panjang sudah terjadi bahkan saat alur pelayaran masih baik.
"Ini bukan sekadar soal pendangkalan. Dulu waktu alur masih bagus pun, antrean tetap panjang. Jadi kita butuh solusi lebih menyeluruh," ujar Helmi dalam rapat koordinasi dengan PT Pertamina Bengkulu, (25/5/25).
Ia menyebut adanya ketimpangan distribusi, karena provinsi tetangga seperti Lampung dan Sumatera Selatan tidak mengalami kelangkaan serupa.
Untuk itu, Helmi berencana menyurati Menteri BUMN dan jajaran Direksi Pertamina guna meminta tambahan kuota BBM untuk Bengkulu.
Pemprov Bengkulu mendorong pengawasan ketat terhadap distribusi BBM bersubsidi, termasuk memperkuat sistem barcode di SPBU guna mencegah penimbunan.
Baca Juga: Salut, Warga Bengkulu Ini Sulap Sampah Jadi BBM Setara Solar dan Pertamax
"Jangan panik, jangan beli berlebihan. Pemerintah sedang berupaya penuh agar kebutuhan BBM masyarakat segera terpenuhi," imbuh Helmi.
Sementara itu, PT Pelindo menyatakan dua kapal keruk, CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5, sedang dalam perjalanan dari Batam untuk mengatasi pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai.
"Kami memahami pentingnya alur pelayaran yang optimal bagi aktivitas logistik di Bengkulu," ujar General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko menukil Kompas.com.