Pipa berdiameter 4,75 meter tersebut diketahui sudah menunjukkan tanda-tanda korosi sejak 2021, namun perbaikan tidak dianggap mendesak saat itu.
Gubernur Saitama, Motohiro Ono menyatakan, meskipun ada kemungkinan sinkhole akan meluas, operasi penyelamatan tetap terus dilakukan dengan segala upaya.
"Kami baru saja menyelesaikan pekerjaan di lereng, dan kami akan segera menggunakan peralatan berat untuk menyingkirkan puing-puing dan menyelamatkan pengemudi," jelas Ono.
Pada Sabtu (1/2/25), tim penyelamat mulai membangun lereng sepanjang 30 meter untuk membantu pengangkatan truk yang terperangkap.
Namun, kendala datang dari kondisi tanah yang semakin terkikis, dengan kedalaman sinkhole mencapai 15 meter dan dinding lubang yang semakin tidak stabil.
Baca Juga: Berasa Pernah Baca, Bus di Jepang Ini Pasang Kata-kata Unik di Bodi Belakang
Beberapa bongkahan aspal berat juga jatuh ke dalam lubang, menyulitkan upaya penyelamatan.
Sementara itu, pemerintah setempat meminta sekitar 1,2 juta orang di daerah tersebut untuk mengurangi penggunaan air, seperti mandi dan mencuci, guna menghindari potensi kebocoran lebih lanjut yang dapat menghambat operasi penyelamatan.
Sebagai informasi tambahan, pada 2022 tercatat lebih dari 2.600 kasus amblesnya jalan yang disebabkan oleh kerusakan pada pipa pembuangan, sebagian besar berukuran kecil dengan kedalaman kurang dari 50 sentimeter.
Pada 2016, sebuah sinkhole yang lebih besar juga terjadi di pusat kota Fukuoka, dipicu oleh pembangunan kereta bawah tanah di dekatnya.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya pemeliharaan infrastruktur dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam seperti sinkhole yang bisa muncul secara tiba-tiba.