Awal Mula Kebencian Valentino Rossi, Kecurangan Marc Marquez Dibongkar

Rezki Alif Pambudi - Sabtu, 19 April 2025 | 08:32 WIB

Scott Redding bongkar kecurangan Marc Marquez (Rezki Alif Pambudi - )

"Aku datang dan aku melihat suspensi Ohlins depan belakang, ada traction control, kubilang 'Apa-apaan ini?'," ungkap sang rider.

"Marc Marquez punya mesin supercross pabrikan HRC, kita berbicara soal mesin seharga 20 ribu atau 30 ribu euro, dengan traction control," tegasnya.

Dengan peralatan semacam itu, Redding tidak kaget jika Marc Marquez bisa langsung tampil dominan.

Pembalap asal Inggris itu memang tidak menitikberatkan soal pelanggaran aturan secara riil, namun menilai Marquez telah menodai ajang balap tersebut.

"Aku menonton balapan utama dari pinggir trek, melihat Marc dan berkata 'Dia punya traction control, dia ngerjain pembalap lainnya'. Dalam dua lap dia sudah jauh," jelasnya.

Menurut Redding, apa yang dilakukan Marquez merusak ajang tersebut dan kemudian membuat minat terhadap ajang tersebut berkurang.

"Kupikir dia telah merusak kesenangannya. Itulah alasan kenapa lebih banyak orang memutuskan untuk tidak datang, karena itu tidak adil," sambungnya.

Baca Juga: Ranking Top Speed di 4 Seri Awal MotoGP 2025, Ducati Bukan Jawaranya!

"Tentu aku takkan menghabiskan uang 50 ribu euro hanya untuk balapan mengitari lingkaran selama delapan detik," sindir Redding.

Pada edisi 2013 tersebut, Marquez memang langsung ngacir dan bersaing ketat dengan Brad Baker di depan.

Saat memimpin lomba dan hampir menang, Marquez malah terjatuh gara-gara disenggol oleh Brad Baker yang keluar sebagai pemenang.

Setelah kegagalan 2013 akibat senggolan itu, Marquez kemudian balas dendam dengan memenangkan ajang tahun 2014.

Motor yang sama juga dipakai Marquez saat latihan di VR46 Ranch milik Valentino Rossi, dan mengalahkan sang tuan rumah.

Kabarnya momen kekalahan di kandangnya itu jadi salah satu percikan awal kebencian Rossi terhadap Marquez.

"Kenapa dia berubah? Aku tak tahu, tapi kupikir faktanya ketika mereka datang ke rumahnya, ke tempat latihannya, kemudian mengalahkan rekor trek milikmu, itu rasanya tak bagus," kata Marquez dalam serial dokumenter 'Marc Marquez: All In'.

"Rasanya seperti rekanmu, datang dan kemudian mengalahkanmu, karena kau merasa punya rumahmu, tempat latihanmu, dengan putaran lebih bayak dari lainnya, dan di hari pertama datang dia merebut rekor trek. Sejak itu berubah. Semua orang tahu apa yang terjadi selanjutnya," jelasnya.