Gridoto.com - Cairan anti bocor untuk ban saat ini banyak ditawarkan di bengkel untuk jadi solusi praktis mencegah ban bocor.
Produknya berupa cairan dalam botol, yang digunakan dengan cara dimasukan ke dalam pelek dan ban yang terpasang melalui pentil ban.
Meski mudah ditemui di pasaran, ternyata banyak produsen ban tidak menyarankan penggunaan cairan ini.
Salah satunya Michelin Indonesia yang tidak merekomendasikan penggunaan cairan anti bocor karena dianggap memiliki banyak efek negatif.
"Michelin tidak pernah merekomendasikan penggunaan cairan tambal ban," tegas Mochammad Fachrul Rozi, Product Manager Michelin Indonesia.
Baca Juga: Pantas Saja Ban Depan Motor Matic Goyang Saat Ngerem, Part Ini Bermasalah
Menurut Rozi, ada beberapa alasan yang membuat Michelin Indonesia tidak menyarankan penggunaan cairan anti bocor.
"Alasan pertama materialnya pasti korosif itu, nanti merusak pelek dan ban," yakinnya.
Rozi menjelaskan kalau pada ban itu terdapat kawat yang bisa rusak karena korosi akibat penggunaan cairan anti bocor.
"Memang tidak langsung rusak dan kawat itu dilindungi oleh lapisan karet. Tapi kita tidak pernah tahu, bisa jadi saat pemasangan lapisan karetnya tergores sehingga cairan bisa masuk ke kawat dan akhirnya merusak ban," tambah Rozi.
Alasan kedua, ada risiko cairan anti bocor yang digunakan memiliki kualitas yang tidak bagus sehingga mudah mengeras.
Baca Juga: Harus Tahu, Akibat Kesalahan Sepele Ini Ban Motor Bisa Retak
Cairan anti bocor yang mengeras di dalam ban menurut Rozi bisa mengganggu keseimbangan ban ketika digunakan.
Ini bisa menyebabkan kendaraan menjadi kurang stabil ketika digunakan.
"Nanti bisa juga menyumpal pentil ban. nanti susah mengisi angin," tegasnya.
Karena hal itu pabrikan ban tidak merekomendasikan penggunaan cairan anti bocor pada ban.
Rozi lebih menyarankan pemilik kendaraan membawa karet cacing penambal ban dan kompresor portable untuk menambal ban darurat ketika terjadi kebocoran.
Nah itu tadi alasan kenapa tidak disarankan pakai cairan anti bocor pada ban, karena banyak risiko munculnya efek negatif.