GridOto.com - Kasus Pertamina yang melibatkan beberapa petinggi dari anak perusahaan masih ramai diperbincangkan.
Dalam kasus tersebut, salah satu tindak pidana yang dilakukan petinggi PT Pertamina Patra Niaga adalah melakukan pembelian BBM RON 90 dengan harga RON 92.
Pada praktiknya, BBM dengan RON 90 tersebut di-blending di penyimpanan atau depo untuk dijadikan RON 92, dimana tindakan ini menurut penyidik tidak diperbolehkan.
Karena kasus ini sangat viral, banyak masyarakat yang meragukan nilai oktan atau RON pada Pertamax.
Sayangnya, banyak yang salah kaprah dalam menghitung nilai oktan atau RON pada suatu jenis BBM.
Beberapa masyarakat menilai, menghitung nilai oktan dapat dilakukan dengan alat portabel seperti yang dijual bebas di marketplace.
Padahal, faktanya menghitung nilai oktan tidak sesederhana itu.
Menurut Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi dari ITB Bandung, alat yang valid untuk menghitung nilai oktan pada BBM adalah Coordinating Fuel Research (CFR).
Pemakaian alat tersebut merupakan standar yang dipakai secara internasional, sehingga hanya orang-orang bersertifikasi khusus yang boleh menjadi operator pengujian.
Baca Juga: Geger Kasus Pertamina, Kualitas BBM Diklaim Tidak Terpengaruh
"Sedangkan, kalau pakai alat ukur oktan portabel itu biasanya hasilnya tidak akurat dan berbeda dengan yang ada di CFR," ucap pria yang akrab disapa Yus tersebut, dikutip dari video Youtube Pertamina.
Lantas, kenapa hasil yang keluar dari CFR dan alat ukur oktan portabel bisa berbeda?
Menurut Yus, hal itu disebabkan oleh cara kerja dari kedua alat memiliki perbedaan.
"CFR bekerja dengan cara menduplikasi pembakaran di dalam mesin, sehingga bisa membuktikan ketahanan bahan bakar terhadap knocking," ucap Yus.
Sedangkan, alat ukur oktan portabel bekerja dengan cara membaca sifat kimia dan fisika pada BBM.
Sehingga hasil pengetesan terhadap Pertamax ataupun BBM RON 92 swasta juga tidak akurat jika menggunakan alat ini.
"Alat portabel bekerja dengan prinsip sifat fisika dan kimia bahan bakar yang datanya sudah masuk dalam database memori alat, sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan sebagai acuan," kata Yus.
Mesin CFR merupakan standar pengujian angka oktan ASTM D2699.
Seluruh proses pengukuran oktan dengan mesin CFR berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam.