Selama beberapa hari rombongan Piwaners mengeksplorasi keindahan Sumba Barat dan Timur.
Rombongan Piwaners menyambangi berbagai destinasi wisata ikonik di Sumba seperti, Tanarara, Bukit Palindi Piarakuku, Kincir Angin Desa Mau Bokul, Air Terjun Waimarang, Kampung Raja Rende, Pantai Walakiri , Savana Puru Kambera dan Air Terjun Tanggedu.
Sehabis dari Sumba Timur, langsung berangkat menuju Flores dengan disambut medan berkelok tajam plus disertai hujan dan kabut.
"Hal yang paling menantang berada di Kupang dan Atambua, jalurnya ekstrim dengan jalan kelok tajam plus disertai hujan dan kabut. Namun, kita lalui tanpa ada masalah karena semua mobil yang ikut dalam ekspedisi ini sudah terpasang lampu Autovision," ungkap Eka.
Tak hanya berwisata, rombongan Piwaners juga menyempatkan aktivitas sosial dengan mengunjungi korban bencana Gunung Lewotobi yang meletus pada November lalu.
Destinasi berikutnya adalah mengunjungi Danau Kelimutu dan menuju Ende.
"Sebelum masuk Desa Moni di Ende, jalannya udah kayak ular, ngeri banget, ada yang treknya letter W, letter U, jalan ini kita lalui selama 2 hari, tapi kita tetap percaya diri melintasinya berkat bantuan cahaya Foglamp Autovision Dakar FL30," ungkap Edwin.
Setelah itu, rombongan sampai di Labuhan Bajo, untuk menikmati pesona Pulau Padar, Pulau Komodo, Pink Beach, Taka Makasar, Manta Point dan Pulau Siaba.
Rute berikutnya menuju Sape, Bima dan menyeberang Pototano ke pelabuhan Kayangan, Lombok Timur.
Saat di Lombok, rombongan memiliki berbagai agenda. Melipir ke Desa Sukarara yang merupakan desa sentra tenun khas Lombok, dusun adat Sade, Bukit Merese dan Tanjung Aan.
Baca Juga: Pajero Indonesia One Chapter Batavia Bagikan Paket Sembako Pada Masyarakat yang Terdampak Covid-19
Sebelum kembali ke pulau Jawa, rombongan singgah di sirkuit Mandalika, Lombok, untuk menjajal track balap sambil mengabadikan kebersamaan. Tour di Lombok ini mengakhiri perjalanan untuk kemudian kembali memasuki Pulau Jawa.
Edwin dan kawan-kawan merasa bahagia bisa jelajah tanpa ada drama selama perjalanan. Berkat persiapan yang tepat dengan memasang lampu Autovision untuk bekal cahaya 'Jelajah Wilayah Tenggara Indonesia', dari jalur normal hingga yang ekstrim minim penerangan dan kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Semuanya berjalan tanpa kendala dan nyaman melintasi jalan tol sampai jalur ekstrim dengan belokan yang sangat tajam dan berliku-liku, area yang sangat gelap ketika malam, kondisi hujan dan kabut. Kondisi tersebut tidak jadi hambatan berkat cahaya utama dari Autovision BiLED Tesla Fusion yang sudah mempunyai laser sebagai lampu jauhnya, dan dibantu pencahayaan Foglamp Autovision BiLED Dakar FL30," tutur Edwin.
Tanpa terasa rombongan ‘Piwaners’, kembali ke Bandung pada 15 Januari 2025.