Satu Sifat Ini Bikin Bintang MotoGP Sulit Jadi Test Rider Bagus

Rezki Alif Pambudi - Kamis, 12 Desember 2024 | 08:42 WIB

Beberapa mantan pembalap top MotoGP gagal jadi test rider (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Tidak semua bintang besar MotoGP sukses menjalankan peran barunya sebagai test rider di dalam sebuah tim.

Lihat saja legenda MotoGP Casey Stoner yang sempat menjadi test rider Honda usai pensiun, kemudian juga pernah menjadi pembalap tes Ducati selama kurang dari setahun saja.

Lalu ada Jorge Lorenzo yang meraih kesuksesan besar saat balapan bersama Yamaha, namun hanya semusim berperan menjadi test rider pabrikan Jepang tersebut.

Ada kompetensi-kompetensi ataupun sifat khusus yang memang harus dimiliki pembalap tes, yang ternyata sulit ditemukan dari legenda MotoGP seperti Stoner maupun Lorenzo sekalipun.

Selain kepekaan terhadap perilaku dari motor yang dikembangkannya, pembalap tes juga harus meninggalkan sifat ego besarnya soal feeling di atas motor.

Kebanyakan pembalap top hanya memikirkan kecocokan dirinya sendiri dengan motornya, namun beda dengan test rider.

"Seorang test rider harus peka dengan pekerjaan di mana ia tak boleh hanya memikirkan keuntungannya saja," kata test rider Ducati, Michele Pirro, dilansir GridOto.com dari Speedweek.

"Pada kasus Stoner misalnya, kukira ia datang sebagai test rider, tapi ia malah cuma di sini kurang dari setahun saja," tegas Pirro.

Mereka harus memiliki niat untuk mengembangkan motor demi pembalap lain, bukan sesuai dengan gaya balapnya sendiri.

Baca Juga: Aib Lama Valentino Rossi dan Ducati Dibongkar Mantan Crew Chief Nicky Hayden

"Casey luar biasa bakatnya, itu tidak bisa disangkal. Tapi hal itu tidak cukup untuk membuatnya menjadi test rider," sambungnya.

"Kau harus punya mentalitas untuk bekerja demi pembalap lain. Jika kau test rider dan kau hanya memikirkan kebutuhanmu sendiri, itu takkan berhasil," lanjut pria asal Italia ini.

Stoner sempat menjadi test rider Ducati sampai 2018 silam, sebelum akhirnya memutuskan keluar karena merasa usulannya sering tidak didengar.

Jadi jelas bahwa menjadi pembalap top MotoGP sangat berlawanan dengan pekerjaan menjadi seorang test rider yang baik.

Di sana ada ego yang membuat pembalap menjadi juara di MotoGP, tapi ego juga lah menjadikan mereka tidak akan menjadi pembalap tes yang baik.