Awas Mesin Bisa Pecah, Ahli Safety Riding Kasih Tips Biar Motor Enggak Sering Mentok Permukaan Jalan

Dida Argadea - Sabtu, 25 Juni 2022 | 14:15 WIB

Foto ilustrasi, Ground clearence Honda Vario 125/150 terhadap polisi tidur (Dida Argadea - )

Makin tinggi kecepatan, maka jarak pandang harus mampu melihat lebih jauh.

Jika berkendara dalam kecepatan 40 km/jam, minimal jarak pandang ke depan sejauh 22 meter agar memiliki respon pengoperasian motor yang tepat.

Pahami spesifikasi dan desain motor

Desain dari motor skutik umumnya menempatkan mesin di bagian bawah dengan posisi di tengah belakang, sementara motor bebek posisi mesinnya lebih ke depan.

Persamaannya, posisi mesin ada di bawah sehingga mudah terbentur oleh permukaan jalan yang tidak rata.

Sebagai informasi, skutik macam Honda Vario 160, BeAT, juga Scoopy, punya ground clearence atau jarak terendah ke tanah setinggi antara 140 mm hingga 147 mm.

Worldofbuzz.com
Ilustrasi, polisi tidur yang tak sesuai regulasi dibuat oleh pria asal Malaysia gara-gara kesal dengan suara kendaraan lewat.

Sementara ADV 150 yang lebih adventure purpose, jaraknya 165 mm.

Sementara bebek macam Honda Supra X 125 Fi, lebih rendah lagi, yakni hanya 136 mm.

Ingat, jarak itu diukur saat motor tanpa penumpang, artinya jarak ground clearence bisa lebih rendah lagi.

Sadari hal itu jika punya niat melibas jalanan tak rata dengan kecepatan tinggi ya.

Waspada bagian jalan yang sedang dalam perbaikan

Kondisi ini membuat permukaan jalan punya beda ketinggian yang tak tentu.

Terlebih jika turun hujan dan terjadi genangan, kita tak pernah tau seberapa dalam genangan air itu.

Cara paling aman adalah dengan menghindari lubang genangan, dan berkendara dalam kecepatan rendah.

Jika posisi dengan jalanan yang tak rata, lubang, atau polisi tidur sudah terlalu dekat dan tak mungkin dihindari, dianjurkan melaluinya dengan posisi tubuh setengah berdiri agar titik berat berpindah ke depan tanpa banyak mengganggu handling.

Kalau bertemu polisi tidur yang terlalu tinggi, lintasi dengan cara melaju miring.

Dengan begitu ban depan dan belakang memiliki waktu yang berdekatan menaiki gudukan sehingga puncak yang tinggi bisa dilalui dengan aman.

Tentunya juga dengan kecepatan ekstra rendah dan keadaan jalan yang aman untuk melalukan manuver tersebut.