Ketimbang Doping Minuman Berenergi Kalau Mau Nyetir di Malam Hari, Lebih Baik Lakukan Hal Ini'

Ditta Aditya Pratama - Kamis, 30 September 2021 | 22:00 WIB

Ilustrasi istirahat di dalam mobil (Ditta Aditya Pratama - )

GridOto.com - Minuman berenergi yang banyak beredar di pasaran memang kerap dijadikan doping buat menyetir atau riding di malam hari.

Padahal sebetulnya efeknya enggak bagus nih Sob, ada cara yang lebih disarankan kalau mau beraktivitas di malam hari.

Oh iya, minuman berenergi yang dimaksud enggak cuma semacam Kratingdaeng, Red Bull, Extra Joss, atau semacamnya, tapi termasuk juga kopi lho.

Berkaitan dengan keletihan, meminum minuman penambah energi agar tidak lelah, Jusri Pulubuhu selaku Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menyebut hal tersebut hanya sia-sia.

"Mengusir kantuk dan keletihan jika badan sudah capek dengan minum kopi atau minuman dengan kafein itu hanya berlaku sementara saja. Tapi tidak memperpanjang atau meningkatkan stamina, sedangkan dalam berkendara terutama jarak jauh yang dibutuhkan adalah stamina dan nutrisi," sebutnya kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Jika sudah letih, minuman berenergi tersebut hanya bersifat menunda saja. Saat efeknya hilang, tingkat keletihan justru makin meningkat.

Terlalu sering meminum kopi atau minuman bersuplemen tersebut, juga dapat memicu berbagai penyakit seperti komplikasi jantung, diabetes hingga hilangnya nyawa.

"Minuman tersebut sebaiknya jangan dikonsumsi jika badan letih, karena kafeinnya tinggi sudah gitu kadar gulanya juga tinggi. Buat yang masih muda mungkin tidak terlalu terasa tapi buat yang sudah berumur bisa memicu penyakit bahkan meninggal dunia," terang pakar safety tersebut.

Jalan tengahnya jika ingin melakukan perjalanan malam, paling aman beristirahat yang cukup sebelum berangkat di malam hari, misal dari sore sudah tidur dulu sehingga malamnya jadi segar.

Baca Juga: Jangan Heran Kalau Pulang Touring Terasa Lebih Cepat dari Berangkat, Ada Penjelasan Ilmiahnya Nih

Kemudian, lama perjalanan juga tidak boleh lebih dari 10 jam perjalanan, jika lebih dari 10 jam pengemudi wajib tidur selama minimal 7 jam untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.

"Setelah itu yang perlu diperhatikan adalah hindari waktu keberangkatan di waktu-waktu jam tidur seperti malam hari," tutupnya.

"Dalam dunia kedokteran minuman berenergi itu juga sangat tidak disarankan, malah berefek keletihan juga nantinya karena organ tubuh dipaksa bekerja. Jadi yang paling tepat harus istirahat setiap maksimal 2 jam berkendara, dengan break atau waktu jeda 15 sampai 30 menit," tambahnya lagi.

Nah dalam berkendara, jangan lupa juga sob untuk selalu menaati aturan lalu lintas demi keselamatan sesama.

"Masyarakat kurang tahu soal keletihan ini, umumnya mereka mengetahui keletihan karena perjalanan jauh saja. Padahal perjalanan commuter seperti dalam kota di jalan yang biasa dilalui bisa menimbulkan keletihan karena jenuh," ujar Jusri saar dihubungi Senin (1/6/2020).
Keletihan ini menurut Jusri, juga dapat menurunkan kemampuan persepsi dan kombinasi kemampuan persepsi dan motorik pengendara.

Selain itu menurutnya efek letih ini enggak cuma melambatnya daya respon dan daya pandang saat mengemudi. Selain itu bisa menimbulkan emosi meluap dan gaya berkendara menjadi arogan.