GeBer UKM : Yoga Motoshop, Dari Ngoprek Kini Punya Bengkel Spesialis Big Matik, Omzet Sehari Bisa Capai Segini

M. Adam Samudra - Selasa, 20 Oktober 2020 | 09:11 WIB

Yoga Motoshop bengkel spesialis Big matik (M. Adam Samudra - )

Baca Juga: Terjangkau! Ini Harga Tangki Yamaha All New NMAX Kapasitas 10 Liter

Gak sampai disitu, ternyata Yoga juga membuat sebuah produk peningkat performa motor yang berupa corong udara tambahan, bernama Veloscope.

YMS
Veloscope versi baru, mika regulator berbentuk logo 'V'


"Veloscope adalah ciptaan saya sendiri yang bekerja dengan menangkap dan memadatkan udara, jadi aliran udara lebih besar ke ruang bakar dan mengikuti kecepatan motor ketika dipakai," ucapnya.

Yoga mengatakan, Veloscope sendiri saat ini sudah terkenal dan banyak digunakan oleh bikers-bikers MAXI Yamaha.

"Alhamdullilah Veloscope ciptaan saya jalan sampai ke luar negeri sehingga bengkel makin ramai. Konsumen yang datang biasanya dari Jabodetabek paling jauh ada yang datang dari Bandung bahkan Jogjakarta," tuturnya.

Adam Samudra
Bengkel Yoga Motoshop juga menyediakan oli

Yoga menambahkan, yang tadinya bengkel hanya berfokus pada Yamaha Maxi series seperti Lexi, Aerox, N-Max, Xmax dan T-Max, kini ia bisa menyangupi permintaan ke semua jenis big matik.

"Tadinya saya hanya melayani Maxi Yamaha sekarang sudah merambah ke seluruh Big matik seperti Honda Vario, PCX, ADV , Forza, X-ADV. Semuanya itu bisa kita handel. Tapi kita arahnya lebih ke mesin dan performa. Jadi kita bukan yang jual variasi, namun kita lebih ke mesin. Bahkan kita punya jargon 'kita kencang tapi durabillity tetap aman'," ungkapnya.

Bahkan seiring berjalannya waktu, ia sering mendapat pelanggan yang motornya ingin upgrade untuk balap.

"Kadang ada costumer minta motornya jadi balap tapi kita tanya terlebih dahulu keperluannya buat apa? Kalau keperluannya buat harian itu kita sarankan tidak lakukan," tambahnya.

Baca Juga: Repaint Full Bodi di Skutik Maxi Yamaha, Rp 5 Jutaan Bebas Warna Dan Desain

Usahanya ini membuat pendapatan Yoga Motoshop terbilang cukup untuk menghidupi keluarga dan para rekannya yang kerja di bengkel.

"Kalau omzet sehari itu gak menentu. Misalnya hari sabtu bisa mencapai Rp 8-10 juta. Tapi kalau sepi palingan Rp 1 juta. Jadi kalau pertahun rata-rata kotornya mencapai Rp 500 juta," ucapnya.

Padahal menurut Yoga, awal mula modal membangun bengkelnya hanya menghabiskan dana sekitar Rp 20 juta.

"Kalau saya perkirakan modal awal itu mulai dari ngerapihin garasi rumah sendiri mungkin Rp 20 juta. Dulu saya hanya bermodalkan tools biasa dan kompresor kecil," ucapnya.