Penjualan Honda di Juni 2020 Meningkat Pesat, 50 Persennya Berasal dari Layanan Online

Naufal Shafly - Kamis, 9 Juli 2020 | 20:07 WIB

Ilustrasi. Honda Civic Type R salah satu line up produk HPM di Tanah Air (Naufal Shafly - )

GridOto.com - Pandemi Covid-19 membuat pola pembelian mobil di Indonesia bergeser ke arah digital melalui pembelian secara online.

Misalnya saja yang terjadi pada PT Honda Prospect Motor (HPM), yang mengaku 50 persen penjualannya terjadi lewat pembelian secara online selama periode Juni 2020 kemarin.

"Bulan Juni penjualan ritel 2.488 unit. Naik 93 persen dari bulan Mei. 50 persennya adalah pembelian online," buka Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director HPM, dalam jumpa pers virtual, Kamis (9/7/2020).

Menurutnya peningkatan ini sangatlah besar, karena sebelum pandemi Covid-19 persentase konsumen yang melakukan pembelian online hanyalah 3 persen.

Baca Juga: Akhir-akhir Ini Pembeli Mobil Honda Lebih Banyak Beli Mobil Bertransmisi Manual

"Sekarang konsumen banyak yang datang melalui website resmi kami, sosial media sales consultan, website resmi diler, sudah ada semua. Dengan pandemi ini, kebiasaan orang juga banyak menghabiskan waktu di rumah, kami harus berbuat sesuatu memudahkan konsumen memiliki kendaraan," jelas Billy.

Ia menjelaskan, pembelian online yang dimaksud di sini bukanlah transaksi yang 100 persen melalui platform digital.

Aditya Pradifta
Ilustrasi. Honda All New Brio RS


Namun, pembelian online akan terhitung jika konsumen mengunjungi website resmi, media sosial, ataupun platform online lainnya, lalu mereka melakukan pendekatan dengan memasukkan OTP (One Time Password).

"Bukan harus dari awal sampai akhir di online. Jadi bagi konsumen yang masuk ke media sosial, website resmi HPM, sosial media sales consultan, lalu di-approach dengan OTP itu kita masukan perhitungan beli online," jelas Billy.

Baca Juga: Penjualan Honda Juni 2020 Meningkat 93 Persen, Brio Terlaris

"Walau nanti pada prosesnya konsumen mau test drive offline, atau ke dealer agar bisa berinteraksi dengan sales secara langsung, itu tetap kami hitung pembelian online. Transaksi bisa juga dilakukan lewat e-commerce. Jadi setengah bisa dilakukan offline, tapi journey gatewaynya dari online," tutur Billy.

Ia menambahkan, konsumen yang berdomisili di wilayah Jabodetabek paling banyak menggunakan fasilitas pembelian online.

Persentasenya mencapai 24 persen dari total keluruhan.

Untuk ke depannya, Billy berharap penjualan online bisa terus dilakukan dan menjadi tren baru di kalangan konsumennya.