Dishub Tuban Bikin Pemberhentian di Lampu Merah Mirip Starting Grid MotoGP, Begini Tanggapan Pakar Safety

Wisnu Andebar - Minggu, 7 Juni 2020 | 19:50 WIB

Dishub Tuban bikin pemberhentian di lampu merah mirip starting grid MotoGP (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Tuban, Jawa Timur bekerja sama dengan kepolisian membuat kotak antrean traffic light layaknya starting grid MotoGP.

Tujuannya untuk menjaga jarak atau physical distancing antar pengendara ketika berhenti saat lampu merah, guna mencegah penyebaran Covid-19.

Hal itupun mendapatkan respon positif dari Sony Susmanamana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI).

Menurutnya, dengan dibuat jarak yang menyerupai grid MotoGP tersebut sudah baik untuk mencegah penularan Covid-19.

Baca Juga: Mantap! Kota Surabaya Punya Rambu Baru, Dishub : Keluar dari Rumah Harus Pakai Masker

"Dengan tujuan physical distancing saat ini, semua hal diupayakan untuk mencegah penularan (virus Corona), baik tapi terkesan kurangnya persiapan," kata Sony kepada GridOto.com, Minggu (7/6/2020).

Namun hal itu juga menimbulkan pertanyaan, apakah garis berjarak untuk pengendara motor yang berada di baris belakang tersedia saat volume motor yang mengantre berlebih?

"Kalau enggak ada, ya sama saja bohong, sebaiknya sosialisasi kesehatan seperti pakai masker, helm face shield, sarung tangan, dan jaket lebih ditekankan dan dibuat konsisten," ujarnya.

Lebih lanjut Sony berujar, semua upaya dalam rangka pencegahan Covid-19 menurutnya baik, tapi konsistensi lebih penting dan sebaiknya diterapkan bukan hanya karena ada wabah virus Corona ini.

Baca Juga: Gak Punya Surat Izin Keluar Masuk, 6.000 Lebih Kendaraan Disuruh Putar Balik

"Jadi upaya membudayakan kesehatan dan keselamatan dalam masyarakat berkendara lebih ditingkatkan, jangan sampai banyak yang bermasker tapi enggak pakai helm," imbuhnya.

"Kemudian dibuat garis seperti starting grid, tapi meludah sembarangan, tidak bermasker dan lain-lain, maka sama saja bohong, jadi secara total harus ubah pola pikirnya," sambung Sony.

Ia menambahkan, mengubah karakter dan kebiasaan pengendara dalam hal kesehatan serta keselamatan sebaiknya jangan setengah-setengah.