Ingin Pertahankan Market Share, Mitsubishi Fuso Coba Dorong Penjualan Medium Duty Truck

Naufal Shafly - Jumat, 22 Mei 2020 | 18:30 WIB

Mitsubishi Fuso Fighter (Naufal Shafly - )

GridOto.com - Distributor resmi dari Mitsubishi Fuso, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Tiga Berlian (KTB), mengklaim telah menjadi market leader kendaraan niaga pada 2019 lalu dengan market share 44,2 persen.

Sepanjang Januari-April 2020, Mitsubishi Fuso pun masih jadi market leader di segmen tersebut dengan raihan 47,8 persen.

Namun adanya pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air, membuat mereka berusaha keras untuk mempertahankan pangsa pasar mereka dengan berbagai cara.

Menurut Naoya Takai, Presiden Direktur KTB, pihaknya kini fokus untuk mendorong penjualan di segmen Medium Duty Truck (MDT) yang pada periode Januari-April 2020 anjlok 54 persen.

Baca Juga: Mitsubishi Fuso Andalkan Komunikasi Digital di Tengah Pandemi Covid-19

"Sebenernya yang kami coba kuatkan ialah komunikasi antara KTB Fuso dan customer. Terutama untuk terus mendorong dan mengencangkan segmen MDT kita agar terus bertahan dan ekspansi di market, seperti para kompetitor yang sekarang agresif melakukan kegiatan di pasar," ucap pria yang akrab disapa Rocky ini dalam acara virtual media gathering, pada Rabu (20/5/2020).

Ia juga mengatakan, pihaknya akan menguatkan produk-produk baru mereka, sehingga bisa menarik minat konsumen.

"Kami juga akan menguatkan produk yang baru. Saat kita sudah menggunakan Euro 4, kami akan comply dengan produk tersebut sehingga bisa secara umum bisa dipakai di pasar Indonesia," imbuhnya.

Sejalan dengan yang dikatakan Rocky, Direktur Marketing dan Penjualan KTB, Duljatmono, mengatakan pihaknya fokus untuk menjaga komunikasi dengan dealer dan konsumen.

Baca Juga: Bukan Cuma Penjualan, Permintaan Aftersales Mitsubishi Fuso Juga Turun Gara-gara Covid-19

Saat ini, Mitsubishi Fuso mengaku sangat mendalkan komunikasi digital untuk menjalankan bisnis mereka.

"Dalam kondisi seperti ini, kami harus terus-menerus melakukan usaha untuk menjaga demand di pasar. Tapi menjaga demand tidak mudah, apalagi PSBB ada banyak batasan," ucap Duljatmono.

"Oleh sebab itu strategi kami dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah kami memaksimalkan komunikasi dengan pasar," jelasnya.