Mengemudikan Mobil Power Besar Berpeluang Kecelakaan Lebih Tinggi, Pakar Safety Bicara Soft Skill

Muhammad Mavellyno Vedhitya - Minggu, 19 April 2020 | 14:59 WIB

BMW terlibat kecelakaan di Tol Jagorawi Minggu (19/4) pagi (Muhammad Mavellyno Vedhitya - )

GridOto.com - Peluang kecelakaan saat lebih besar dimiliki mobil bertenaga besar terlebih supercar dibandingkan dengan mobil biasa ketika dikemudikan di jalan raya.

Hal ini disampaikan oleh Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).

"Supercar memiliki hal-hal yang berbeda, khususnya dari karakteristiknya, mulai dari tenaga melimpah," ujar Jusri saat dihubungi GridOto.com, Minggu (19/4/2020).

Tenaga yang besar tentu saja membuat Supercar memiliki kesan yang liar dan buas.

Baca Juga: Street Manners: Gak Harus Naik Kendaraan, Latihan Safety Driving Juga Bisa Di Rumah Aja Loh, Begini Caranya!

"Rata-rata tenaga yang dimiliki Supercar itu berada di atas 400 dk, dan kalau kendaraan biasa hanya 100 dk sekian," katanya.

Jika kita mengingat kasus kecelakaan Nissan GT-R beberapa waktu yang lalu, tenaga mobil tersebut tentu saja cukup besar.

Supercar tersebut melaju dengan kecepatan tinggi di dalam tol dan menyebabkan kecelakaan.

Istimewa
Kondisi mobil Nissan GT-R yang dikemudikan Alm. Dr. Arminsyah setelah mengalami kecelakaan tunggal.

Kasus terbaru hari ini, kecelakaan terjadi lagi di KM. 28 Jagorawi, sebuah sedan BMW hancur terbakar setelah mengalami kecelakaan sekitar pukul 07.45 WIB. 

Mengingat kondisi jalan saat itu yang agak lenggang karena program pemerintah, yang meminta masyarakat untuk mengisolasi diri dari penyebaran Covid-19 dengan di rumah saja.

Oleh karena itu, seharusnya kita lebih berhati-hati saat mengemudikan sebuah Supercar.

Baca Juga: Pasang Hand Guard Aftermarket di Yamaha WR 155R, Safety Tapi Tetap Kece

Terlebih lagi di jalan raya yang sangat terbatas dan merupakan ruang publik.

"Tidak hanya soal keterampilan mengemudi saja yang dibutuhkan, tapi lebih kepada soft skill," sebut Jusri.

"Soft skill ini apa? Yaitu pola pikir kita, pendekatan kita, misal ini mobil buas, jadi harus hati-hati," imbuhnya.