Kasus Aurelia Margaretha, Ini Bahaya Mengemudi dalam Kondisi Mabuk

Radityo Herdianto - Rabu, 1 April 2020 | 14:00 WIB

Situasi dilokasi kejadian tabrakan maun antara Honda Brio dan pejalan kaki (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Sedang ramai kasus pengemudi mobil bernama Aurelia Margaretha menabrak pejalan kaki hingga tewas di daerah Tangerang (31/3).

Aurelia Margaretha diduga mengemudikan mobil dalam kondisi mabuk pengaruh dari minuman alkohol hingga menyebabkan pejalan kaki tewas ditabrak.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) menanggapi kasus Aurelia Margaretha tentang bahaya mengemudi dalam kondisi mabuk.

"Kondisi begitu saja biasanya orang tidak bisa menjaga keseimbangan dirinya sendiri, apalagi kalau harus mengontrol kendaraan," tekan Sony saat dihubungi GridOto.com.

Dalam kondisi mabuk, kontrol diri pengemudi sudah dikuasai baik oleh minuman alkohol atau obat sehingga kesadarannya sudah hilang.

Agus Salim
Ilustrasi. Mengemudi Harus Dalam Keadaan Fokus 100 Persen

(Baca Juga: Selagi WFH, Ini Tips Ringan Cuci Mobil Sendiri di Rumah dengan Benar)

Menurut Sony, orang dalam pengaruh alkohol atau obat memiliki pandangan yang tidak terarah sehingga memiliki fokus yang jelek.

"Sedangkan mengemudi itu harus fokus 100 persen untuk melihat situasi sekitar, tidak ada alasan minum alkohol atau obat sedikit maupun banyak, pasti ada pengaruh mengurangi fokus," tegas Sony.

Selain itu, dalam kondisi pengaruh mabuk pengemudi juga cenderung memiliki respon yang lamban karena kehilangan kesadaran atas kontrol diri.

Dampaknya, pengemudi sulit untuk mengambil keputusan terutama saat berhadapan dengan suatu objek atau bahaya yang akan terjadi di depannya.

"Parahnya lagi pengemudi tidak menyadari kalau itu bahaya, sehingga kecelakaan bisa terjadi tanpa disadari," terang Sony.