Masih Banyak Pengendara yang Ugal-ugalan, Komunitas Biggers Enggak Setuju dengan Wacana Motor Masuk Tol

Harun Rasyid - Selasa, 11 Februari 2020 | 20:40 WIB

Jembatan Suramadu. (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Sempat ramai dibicarakan pada awal tahun lalu, isu dibolehkannya motor mengakses jalan Tol hingga sekarang pun masih menjadi perdebatan.

Sebab wacana motor boleh masuk Tol yang dilontarkan Bambang Soesatyo selaku Ketua DPR RI, telah diterapkan dibanyak negara semisal Amerika Serikat, Jepang, Belanda, bahkan Malaysia.

Menanggapi hal itu, Muhammad Yasir, selaku Ketua Brother Indonesia Great GSX-R/S Riders (Biggers) mengaku tidak setuju apabila motor diperbolehkan masuk tol, dan menurutnya belum tepat jika diimplementasikan untuk saat ini.

Walau sebagian Jalan Tol di Indonesia bisa dilalui motor dengan jalur khusus dan pembatas permanen, seperti di Tol Suramadu, dan Tol Bali Mandara, ditambah Tol Balikpapan-Penajem Paser Utara yang belum dibangun.

(Baca Juga: Komunitas Vespa GTS Mengaku Setuju dengan Wacana Motor Boleh Masuk Tol, Tapi Harus Dipertimbangkan Secara Matang)

"Saya enggak setuju motor masuk Tol, karena banyak pengendara motor di jalan biasa aja masih ugal-ugalan. Kalau mungkin sudah paham cara safety riding, prinsip berkendara dan taat aturannya sudah bagus, bisa mengatur nafsu berkendara mungkin bisa aja diterapkan," tegas Yasir.

"Mungkin kalau masyarakat berkendaranya sudah tertib, pemberlakuan motor boleh masuk Tol buat waktu ke depan bisa saja, tapi kalau buat sekarang saya rasa enggak dulu," jelasnya kepada GridOto.com, Kamis (6/2/2020).

Yasir menambahkan, kalaupun dibuatkan jalur khusus motor, sebaiknya dibuat agak sedikit lebar.

"Kalau di Tol Suramadu kan itu lebarnya cuma muat sekitar dua motor aja, sebetulnya bagus bisa
membuat pengendara motor tertib tapi jangan dibuat terlalu mepet," kata Nasir lagi.

"Tapi buat pembatas antara jalur motor dan mobil itu harus ada karena kalau Tol dicampur bisa bahaya," jelasnya.

(Baca Juga: Kawasaki Indonesia Soal Wacana Motor Boleh Masuk Tol : Mendukung!)

Ia juga menyebut, sebelum diterapkan ada baiknya pemerintah mempertimbangkan matang-matang soal wacana tersebut.

"Jadi regulasinya dulu harus benar, ditambah edukasi atau kasih pemahaman berkendara ke masyarakat juga. Kalau wacana ini dibuat untuk mengurangi macet ya pasti berkurang tapi keselamatan pengendaranya dulu yang diutamakan," tutup Yasir.