Begini Cara Berkendara yang Dianjurkan Pakar Safety Untuk Menghindari Ban Pecah

Wisnu Andebar - Senin, 16 September 2019 | 20:46 WIB

Kontras perbandingan bentuk bodi dengan bagian depan Suzuki APV pasca kecelakaan tunggal di tol Jagorawi (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Ban kendaraan pecah dipakai jalan, apalagi di jalan tol, merupakan momok menakutkan bagi setiap pengemudi. Pasalnya ban pecah sebagian besar berujung pada kecelakaan.

Parahnya, mobil jadi hilang kendali hingga terbalik seperti yang terjadi pada Suzuki APV di Tol Jagorawi, Minggu (15/9/2019).

Menanggapi hal itu, pakar Safety Driving Jusri Pulubuhu dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) pun angkat bicara.

(Baca Juga: Mencegah Kecelakaan Saat Ban Mobil Pecah Kala Melaju, Lakukan Hal Ini)

Menurutnya, pada saat berkendara ada beberapa perilaku yang membuat beban kerja ban menjadi berat.

"Misalnya menghajar lubang atau melalui jalan rusak dengan keras dan sebagainya," ujar pria yang akrab disapa Jusri kepada GridOto.com, senin (16/9/2019).

Ia mengungkapkan, cara berkendara seperti itu tentunya sangat menyiksa ban.

Selain itu, pengemudi juga tidak dianjurkan melakukan akselerasi dan deselerasi yang kasar atau disebut hard braking.

"Ini adalah bagian antisipatif agar kinerja ban tidak terlalu berat beban kerjanya," imbuhnya.

(Baca Juga: Kecelakaan Tunggal Suzuki APV di Tol Jagorawi, Tiga Korban Meninggal Dunia, Pecah Ban Diduga Penyebabnya)

Cara berkendara tersebut, lanjut dia, adalah aspek defensif atau perilaku mengemudi dalam memperkecil peluang kecelakaan yang dilakukan setelah melewati aspek preventif terlebih dahulu.

Preventif dalam sisi safety merupakan tindakan sebelum berkendara untuk mengurangi kemungkinan terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

Tindakan preventif terhadap ban bisa dilakukan dengan memastikan kondisi ban laik jalan.

Di antaranya memperhatikan umur ban, kebersihan ban, tekanan angin ban, dan merawat ban.