Alamak! Ternyata Ini Penyebab Terjadinya Kecelakaan di Indonesia

Hendra - Rabu, 21 Agustus 2019 | 10:32 WIB

Waspada selama di jalanan (Hendra - )

GridOto.com – Awal Agustus 2019, tragedi kecelakaan yang melibatkan truk tanah dengan mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) terjadi di Jalan Imam Bonjol, Panunggangan Barat, Cibodas, Kota Tangerang.

Mobil yang ditumpangi empat orang tersebut ringsek lalu remuk bagian depannya. Tiga nyawa ‘lewat’, satu balita selamat.

Baru-baru ini, Rabu (14/8/2019), kecelakaan lalu lintas yang melibatkan mobil pun menimpa salah satu tokoh kelompok lawak Srimulat, Gareng.

Mobil yang ia tumpangi menabrak truk tronton bermuatan batu bara hingga terseret hingga 50 meter jauhnya. 

(Baca Juga: Di Honda Accord, Pengemudi Bisa Cegah Keluar Jalur Berkat Fitur Ini)

Ditelisik dari berbagai sumber, kecelakaan terjadi karena si pengemudi menyetir dalam kondisi mengantuk.

Kendati sempat dirawat usai insiden, namun nyawa Gareng tak selamat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, setiap tahunnya dari seluruh dunia tercatat 1,35 orang juta tewas akibat kecelakaan lalu lintas, dilansir Kompas.com, Jumat (12/7/2018).

Itu artinya, setiap 24 detik terdapat satu orang kehilangan nyawa di jalanan.

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Republik Indonesia Budi Karya Sumadi mengatakan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian nomor dua terbesar di dunia.

Tribunnews.com, Jumat (15/3/2019) melaporkan, pada 2018 hingga awal 2019 saja tercatat 657 orang meninggal dunia akibat kecelakaan kendaraan bermotor.

Faktor penyebab kecelakaan

Melansir GridOto, Jumat (11/7/2018), Ajun Komisaris Polisi (AKP) Indira menyebutkan, setidaknya ada empat penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. 

Pertama, human error atau kelalaian dari si pengemudi kendaraan itu sendiri.Indira mengatakan, aspek tersebut punya andil besar atas terjadinya berbagai kasus kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Pemicunya bisa karena kondisi fisik dan mental pengendara yang kurang baik, cara berkendara, buruknya kemampuan mengemudi, hingga pengaruh alkohol.

Namun tak jarang, kendati kita sudah berkendara dengan baik, risiko kecelakaan pun masih bisa terjadi akibat ulah pengemudi lain.

Itulah yang menjadi alasan mengapa dalam Tata Cara Berlalu Lintas dimuat poin perlunya pengemudi menjaga jarak aman saat berkendara.

 

Honda
Collision Mitigation Brake System (CMBS) di Honda New Accord . Menjaga jarak kendaraan

Soal menjaga jarak saat berkendara, untungnya beberapa mobil telah dibekali teknologi tersebut. Misalnya, Collision Mitigation Brake System (CMBS) yang terdapat pada All New Honda Accord.

CMBS merupakan fitur keselamatan kendaraan yang akan memberi peringatan dan melakukan pengereman otomatis secara bertahap bila mendeteksi adanya potensi benturan dengan kendaraan di depan.

(Baca Juga: Honda Accord Punya Fungsi Dual Pinion Variable Ratio, Apa Fungsinya?)

Bahkan, bila gaya menyetir mulai terasa tidak baik, fitur drive attention monitor akan memunculkan peringatan di tft meter cluster.

Setidaknya, dengan teknologi keselamatan tersebut, potensi kecelakaan akibat human error dapat diminimalisir.

Akan tetapi, sekalipun mobil sudah dibekali teknologi canggih, Anda juga harus memastikan kendaraan dalam kondisi laik jalan. Inilah yang menjadi poin kedua.

Sebab menurut Indira, tak sedikit kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat kondisi kendaraan yang kurang baik.

Misal, sistem pengereman kurang pakem, kondisi ban aus, hingga karena modifikasi yang tidak sesuai dengan aturan keselamatan.

Ditambahkan Indira, keselamatan berkendara tidak hanya ditentukan dari pengemudi dan kendaraannya saja.

Penyebab ketiga terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah kondisi jalan yang tidak memenuhi syarat.

"Jalan berlubang dan tidak bagus itu juga dapat menimbulkan bahaya," kata Indira.

Apalagi bila cuaca dan kondisi alam tidak mendukung. Tentu ini bisa menyebabkan timbulnya kecelakaan.

Jadi, demi keselamatan, jangan lupa perhatikan empat faktor di atas ya, Sob!