Ternyata Begini Fungsi Traction Control di Motor MotoGP

Gagah Radhitya Widiaseno - Jumat, 16 Agustus 2019 | 19:35 WIB

Pembalap Indonesia Dimas Ekky Pratama mengalami highside pada FP3 Moto2 Prancis (Gagah Radhitya Widiaseno - )

GridOto.com - Tak bisa dipungkiri, teknologi yang disematkan pada motor MotoGP benar-benar canggih.

Oleh karena itu, tak sembarangan orang bisa mengendarai motor-motor yang dipakai untuk ajang balap dunia ini.

Salah satu teknologi canggih yang ada pada motor MotoGP yakni Traction Control.

Banyak yang menilai teknologi ini membantu pembalap untuk meminimalisir dari risiko highsideketika melibas tikungan dengan kecepatan tinggi.

Baca Juga: Cerita Sopir Taksi Blue Bird: Lebih Enak Nyetir Mobil Listrik!

Highside sendiri menurut MotoGP.com adalah kecelakaan di mana roda belakang meluncur ke sisi yang berlawanan saat menikung.

Lalu seketika kembali mendapatkan grip, sehingga membuat motor dan pengendaranya terpelanting ke udara.

Nah, di MotoGP modern yang kini banyak disesaki peranti elektronik canggih, juga didukung Traction Control untuk membuat traksi ban ke aspal tetap terjaga.

Sehingga meminimkan gejala oversteer dan highside.

(Baca Juga: Setelah Rampung, Tak Hanya MotoGP, Sirkuit Mandalika Juga Bakal Digunakan Buat Ini!)

Cara kerjanya, Traction Control dibantu oleh beberapa alat seperti inertial measurement unit (IMU) yang bisa membaca sudut kemiringan motor.

Wheel Speed Sensor untuk mendeteksi hilangnya grip ban dengan cara mendeteksi putaran roda yang terjadi.

Untuk IMU, di MotoGP 2019 ini Dorna menerapkan IMU seragam yaitu buatan Magneti Marelli.

LANJUT KE SINI SOB >>>>>

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Tentu pembeludakan biaya ini dipertanyakan oleh Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, H.E Syahrial. "Ini 934 miliar apa nih?" Tanya Syahrial kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Achmad Firdaus, dikutip dari Kompas.com. "Ini untuk 2020, 22 juta poundsterling penyelenggaraan. Terus 35 juta euro untuk asuransi," jawab Firdaus. "Begini kita lihat ini sukses apa enggak. Ini saja sudah banyak pertanyaan oleh wartawan apa dampak buat kita. Dengan anggaran Rp 900 miliar, hampir Rp 1 triliun lo," kata Syahrial. "Nah, kemarin 20 juta poundsterling (memakai anggaran APBD-P) lalu 22 juta poundsterling pada pelaksanaan nanti harus ada asuransi," jawab Firdaus lagi. Dengan anggaran sebesar itu, akankah ajang Formula E diselenggarakan di Jakarta pada 2020 nanti? Apakah dana pengeluaran sebesar itu sepadan dengan timbal balik dari pengadaan acara ini? Yuk baca berita menarik lainnya di GridOto.com (klik link di bio) #FormulaE #FormulaE2020 #Jakarta #GridOto #Gridmotor #Otomotif #Otomania #Otoseken #Otorace #Otomotifweekly #Motorplus #Jip #GridNetwork #goH

A post shared by GridOto (@gridoto) on