Hati-hati Ladies! 18 Persen Pelecehan Seksual Terjadi di Transportasi Online

Latifa Alfira Ulya - Jumat, 26 Juli 2019 | 10:11 WIB

Ilustrasi pelecehan seksual (Latifa Alfira Ulya - )

GridOto.com - Kasus pelecehan seksual di Indonesia saat ini bisa juga bersumber dari transportasi online yang popularitasnya semakin meningkat.

Melansir dari Suryamalang.com, Hollaback! Jakarta mencatat 18 persen kasus pelecehan seksual terjadi di transportasi online.

Bentuk pelecehan sesksual tersebut juga beragam, mulai dari verbal, vidual, hingga fisik.

Sekadar informasi, Hollaback! Jakarta merupakan situs yang memuat kisah pelecehan atau kekerasan seksual yang dialami para perempuan di ruang publik.

"Paling banyak itu verbal ya, catatan kami 60 persen. Lainnya itu bisa pelecehan fisik sampai visual," tutur Co-Director Hollaback! Jakarta, Anindya Restuviani di Malang, Kamis (25/7/2019).

Vivi, sapaan akrabnya tidak memerinci korban pelecehan seksual itu berasal dari pengguna atau mitra transportasi online.

(Baca Juga: Mengalami atau Melihat Pelecehan Seksual di Jalanan? Catat Plat Nomor Pelaku Agar Cepat Diringkus!)

Menurut Vivi, keduanya baik pengguna maupun mitra transportasi online pernah melaporkan menjadi korban pelecehan seksual.

Satu kasus yang ia contohkan adalah kisah mitra transportasi online, Gojek yang diberi bintang satu oleh konsumennya lantaran menolak memijat organ intimnya.

"Kami tidak punya datanya yang menjadi korban itu pengguna atau mitra. Tapi dua-duanya berpotensi menjadi korban," ucap dia.

Selain di transportasi online, pelecehan seksual juga rawan terjadi di bus umum.

Survei yang dilakukan oleh Hollaback! Jakarta yang bekerja sama dengan perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (JFDG), dan Change.org Indonesia menunjukkan 36 persen pelecehan sesksual juga terjadi di bus.

Lainnya, 30 persen di angkutan umum, 18 persen di KRL, 18 persen dan 6 persen di transportasi konvensional.

(Baca Juga: Akhirnya Terciduk Pengendara Motor Yang Melakukan Pelecehan Seksual Ke Siswi)

Head of Regional Corporate Affairs East Java Gojek, Alfianto Domy Aji menegaskan bahwa tidak ada toleransi apabila mitra perusahaannya menjadi pelaku pelecehan seksual.

"Kalau soal ini kami jelas. Sanksinya adalah putus mitra," ujar Domy.

Domy menambahkan, pencegahan dan penindakan pelecehan seksual di ruang publik saat ini juga menjadi perhatian pihak Gojek.

Buktinya, Gojek menggelar edukasi anti kekerasan seksual kepada para mitra yang digelar di 30 kabupaten/kota.

"Bahkan, kami berkeinginan mitra kami bisa menjadi agen pencegahan kekerasan seksual," pungkasnya.

Artikel ini dikutip dari suryamalang.com dengan judul Diskusi Di Malang, Hollaback! Jakarta: 18 Persen Pelecehan Seksual Terjadi di Transportasi