Miris! Mobil Pick Up Milik Petani Buat Angkut Hasil Panen Raib Dicuri

M. Adam Samudra - Kamis, 4 Juli 2019 | 15:35 WIB

Ilustrasi pencurian modus pecah kaca mobil yang dilakukan Dede Idol (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Polres Lumajang kembali mendapat laporan kehilangan kendaraan dari masyarakatnya.

Salah satunya adalah Ansori (54), pria asal Desa Arjosari, Gempol, Pasuruan tersebut meminta tolong kepada Tim Cobra lantaran ia mengaku kehilangan mobilnya pada tanggal 21 Juni 2019 sekitar pukul 04.00 pagi di Gempol pasuruan.

Mobil yang dimaksud adalah Pick-up Mitsubishi L300 warna hitam tahun 2015 dengan Nomor Polisi W 8987 NO.

(Baca Juga: Memalukan Banget! Seorang PNS di Lumajang Diciduk Polisi Karena Pakai Motor Bodong)

Ia mengatakan mobil tersebut hilang beserta STNK serta buku KIR yang kebetulan tertinggal di dalam kendaraan tersebut.

Kapolres Lumajang AKBP Arsal Sahban yang menemui korban langsung mengatakan akan membantu mencari kendaraan tersebut.

“Yang pasti Tim Cobra akan membantu dalam pencarian ini. Namun akan lihat apakah ada keterkaitan antara hilangnya mobil milik Pak Ansori dengan pelaku yang ada di wilayah Lumajang, mengingat TKP hilangnya bukan berada di wilayah hukum kami," kata Arsal kepada GridOto.com, Kamis (4/7/2019).

"Saya tak bisa sesuka hati melakukan penyelidikan di wilayah hukum polres lain, karena memang sudah ada tugasnya masing-masing di setiap wilayah," sambungnya.

(Baca Juga: Mantap! Kapolres Lumajang Berhasil Bongkar Jaringan Penjual Motor Bekode ST)

Ia mengaku baru saja pihaknya ungkap pelaku pencurian mobil Mitsubishi L300 dengan TKP di Lumajang, Jember, Probolinggo dan Mojokerto.

"Jaringan ini akan kami kembangkan, apakah ada lagi TKP diwilayah lainnya, khususnya wilayah pasuruan. Mudah-mudahan jaringan ini terkait dengan pelaku pencurian mobil milik pak Ansori,” tutur Arsal.

“Kasihan saya mendengar cerita pak Ansori. Mobil L300 nya baru saja tahun 2018 lunas cicilannya di leasing, kemudian BPKB-nya di jadikan agunan kembali ke bank untuk modal," sambungnya.

Dari penuturan korban, mobil digunakan untuk bekerja mengantar ketela petani setiap hari ke pasar. Bahkan dia jemput sendiri ke petani dan supiri sendiri mobilnya untuk cari nafkah.

"Sekarang dia bingung harus kerja apa, dan hutangnya di bank harus dia bayar terus," bebernya.