Menyedihkan, Begini Nasib Si Oranye Bus Transjakarta Sekarang

Gayuh Satriyo Wibowo - Sabtu, 22 Juni 2019 | 17:20 WIB

Salah satu bus Transjakarta yang menggunakan logo kedua dimana penggunaannya dimulai dari tahun 2014. (Gayuh Satriyo Wibowo - )

Namun bus yang menggunakan logo tersebut tidak perlu mengganti logonya dengan logo baru berwarna biru.

Pria tersebut masuk dan melihat keadaan interior dari bus tersebut.

Ia menyebutkan keadaan interiornya pun masih bisa dibilang cukup bagus dan layak digunakan.

Walaupun sudah terlihat kotor karena memang sudah lama bus tersebut nangkring di parkiran yang tidak disebutkan pemiliknya itu.

(Baca Juga: Bus Listrik Transjakarta Sekali Charging Sampai 4 Jam, Ada Biaya Tarif Listriknya Gak?)

Bus-bus Transjakarta itu mayoritas buatan Cina dengan merek Yutong dan Weichai, menggunakan bahan bakar gas sebagai suplainya.

Namun kini peran mereka digantikan moda baru yang sebagian bahkan menggunakan bahan bakar listrik.

Bus Gandeng Transjakarta yang dibuat oleh Yutong, produsen bus asal Cina.

Selain BKTB dan Transjakarta tunggal pada umumnya, ada juga unit moda Transjakarta bus gandeng yang turut nangkring menemani kakak-kakaknya yang sepertinya lebih dulu beroperasi darinya.

Selain ada yang masih terlihat sangat bagus, terdapat pula unit yang kondisinya cukup miris.

(Baca Juga: Sekali Ngecas Baterai, Segini Jarak Tempuh Bus Listrik Transjakarta)

Beberapa bagian dari eksteriornya terlihat rusak dan hilang.

Seperti lampu pecah, lampu hilang, dan ada juga yang kacanya pecah.

Kurang diketahu hal tersebut terjadi sebelum atau saat bus ini terparkir dan mendiami tempat ini.

Begitu halnya yang terjadi di bagian interior.

Beberapa part terlihat sudah rusak baik termakan usia maupun ulah tangan manusia.

Interior bus Transjakarta yang berbanding terbalik dengan kondisi bus yang terparkir dalam video.

(Baca Juga: Transjakarta Akan Lakukan Uji Coba Bus Listrik, Apakah Kekuranganya?)

Selain itu ia juga melihat pelat nomor yang digunakan bus tersebut dan terlihat masa berlaku nomor polisinya sampai 2018.

Jika menilai dari setiap lima tahun ganti pelat nomor, maka kendaraan tersebut disinyalir rakitan 2003, 2008, atau bahkan 2013.

Lalu bagaimana kelanjutan nasib moda yang dulu pernah menjadi kebanggaan Ibu Kota Jakarta dan menjadi acuan kota-kota lain yang ikut berkembang?

Apakah dilelang? Atau dikilokan bak besi tua tak berguna?