Lagi Trend! Ini Plus-minus Swing Arm Karbon di Motor MotoGP

Rezki Alif Pambudi - Selasa, 4 Juni 2019 | 14:00 WIB

Honda memakai swing arm berbahan karbon di tes pramusim MotoGP 2018, Buriram, Thailand (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Pemakaian swing arm berbahan serat karbon di MotoGP sedang jadi trend nih sob.

Hampir semua pabrikan sudah melakukan tes pemakaian swing arm karbon ini, bahkan Aprilia dan KTM yang notabene pabrikan muda di MotoGP.

Ada yang sudah memakainya dalam beberapa balapan resmi, dan ada juga yang masih mendalami risetnya dan masih memilih memakai swing arm konvensional dari aluminium.

Dilansir GridOto dari Crash.net, Direktur Teknologi MotoGP, Corrado Cecchinelli, menjelaskan dengan perinci apa saja keunggulan swing arm tersebut.

(BACA JUGA:Rem MotoGP Zaman Now Kuat Banget Sob, Tonton Nih Cara Kerjanya!)

Kebetulan juga, Checcinelli pernah bekerja di parbikan motor Piaggio dan Ducati.

Saat Ducati mulai memakai swing arm, Checcinelli adalah wakil Direktur Ducati Corse.

"Serat karbon material yang sangat cocok dengan permukaan lebar, bukan komponen kecil, jadi bagiku sangat cocok digunakan jadi swing arm, juga karena swing arm didesain untuk kaku," kata Cecchinelli.

Selain kaku, swing arm haruslah kuat dan ringan.

"Hampir semua swing arm akan lebih ringan jika dibuat dari serat karbon dibanding aluminium," tambahnya.

Jika swing arm berbahan aluminium dipaksakan dibuat kaku, bakal mudah pecah dan patah.

Itulah kekurangan aluminium yang segera ditutup oleh bahan serat karbon.

(BACA JUGA:Mengapa Knalpot YZR-M1 2018 Pakai Satu Knalpot Seperti Itu?)

Ada yang bilang bahwa swing arm karbon jauh lebih mahal dibanding aluminium, memang, tapi gak sepenuhnya benar.

Memang sih, jika hanya membuat satu buah swing arm, bahan karbon lebih mahal dibanding aluminium.

yamahamotogp.com
Swing arm YZR-M1 2018 masih menggunakan alumunium

Tapi Cecchinelli menjelaskan jika swing arm selain karbon dibuat untuk sangat kaku, bakal mudah patah dan akhirnya dalam semusim butuh banyak swing arm.

Kalau butuh banyak swing arm berarti boros dong.

Sedangkan swing arm karbon bisa dibilang lebih awet dan tidak mudah patah, makanya tidak selalu bisa dikatakan karbon lebih mahal.

(BACA JUGA: Tak Pernah Balapan, Ini Proyek Terlarang Yamaha Untuk Kalahkan Valentino Rossi dan NSR500-nya)

Kekurangan lainnya adalah masalah keselamatan.

"Bukan karena serat karbon tidak aman, tapi karena setelah crash memungkinkan swing arm karbon lebih sulit dianalisis masalahnya," tambah Cecchinelli.

Swing arm karbon harus diteliti dengan sinar X untuk penyelidikan cukup dalam setelah crash, tidak seperti aluminium yang langsung bisa dilihat di trek atau di box.

Selain itu, swing arm karbon lebih rentan hancur menjadi potongan kecil jika ada kecelakan besar.

Jika aluminium mudah patah jika dipaksakan kaku, serat karbon lebih mudah hancur.

Lalu mengapa tidak semua tim MotoGP menggunakan swing arm berbahan serat karbon?

Beberapa tim saat ini masih puas dengan batas kekakuan swing arm aluminium mereka dan hasilnya masih bisa diterima.

"Intinya: sulit didesain, sulit diproduksi, bisa repot kalau kena crash parah, dan sementara teknologi konvensional menggunakan aluminium masih bisa diterima hasilnya, masih dominan digunakan sampai saat ini," sambung Cecchinelli.