'Kawasan Pemukiman' Dinilai Sumber dari Kemacetan, Kok Bisa?

Muhammad Ermiel Zulfikar - Selasa, 23 Oktober 2018 | 16:24 WIB

Ilustrasi kemacetan di Jakarta (Muhammad Ermiel Zulfikar - )

GridOto.com - Kemacatan rasanya sudah jadi teman bagi masyarakat di kota-kota besar, khususnya di Ibu Kota Jakarta.

Kejadian yang terus-menerus dialami masyarakat ini secara tak langsung menimbulkan beragam kerugian, baik waktu, tenaga, dan nilai pakai kendaraan.

Lantas, apa yang sebenarnya menjadi penyebab utama persoalan yang tak kunjung teratasi ini?

Djoko Setijowarno, selaku Pengamat Transportasi mengatakan, 'kawasan pemukiman' menurutnya merupakan sumber utama dari kemacetan yang terjadi saat ini.

(BACA JUGA: Penjualan Kendaraan Tinggi Jadi Penyebab Kemacetan di Jakarta)

Eits, tenang dulu. Tidak semuanya kok, hanya kawasan pemukiman yang tidak dilengkapi fasilitas transportasi umum, yang bisa dibilang banyak sekali.

Hal tersebut lah yang mendorong masyarakat menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilitasnya sehari-hari.

"Penyebab utamanya adalah banyak perumahan-perumahan sekarang itu sudah tidak ada lagi akses buat transportasi umum, itu sih yang sebenarnya harus dibenahi," ujar Djoko Setijowarno saat dihubungi GridOto.com, Selasa (23/10/2018).

"Rasanya percuma juga mau dibuat ganjil genap atau apapun, itu berlaku untuk seluruh Indonesia ya, tidak hanya di Jakarta," lanjut pria yang juga merupakan Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata, Semarang ini.

(BACA JUGA: Ngeri! Psikolog Sebut Macet Bisa Membuat Orang Cepat Lupa)

Djoko menambahkan, mestinya ada kewajiban untuk memberikan rute angkutan umum di setiap pemukiman.

Ia pun mencontohkan seperti program pembagunan rusunawa yang dilakukan di ibu kota pada saat era pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok dulu.

"Makanya menurut saya program Ahok itu bagus, dia bangun Rusunnawa dan itu wajib ada trayek angkutan umumnya," kata Djoko lagi.

"Bukan saya membela Ahok, tapi program dia itu seharusnya dijadikan contoh yang benar, patut ditiru," tutupnya.