Ini Alasan Presiden Joko Widodo Batalkan Harga Premium Naik

Agilvi Oktora Nurradifan - Sabtu, 13 Oktober 2018 | 16:31 WIB

Ilustrasi Premium langka di SPBU (Agilvi Oktora Nurradifan - )

"Karena pertumbuhan ekonomi sekarang ini, kita masih ditumpu 56 persen oleh konsumsi. Kita dalam proses membalikkan dari konsumsi ke produksi, tapi ini belum sampai," kata Jokowi.

Selain itu Jokowi juga mendapatkan hitung-hitungan dari Pertamina.

Perusahaan pelat merah itu ternyata tidak akan mendapat keuntungan signifikan jika harga BBM jenis premium dinaikkan menjadi Rp 6.900-Rp 7.000 per liter.

(BACA JUGA: Presiden Joko Widodo Minta Harga Premium Tidak Jadi Naik)

"Kemarin setelah saya dapat laporan terakhir dari pertamina, berapa sih kalau kita naikkan segini, dihitung lagi keuntungan tambahan di Pertamina. Tidak signifikan," ucap Jokowi.

Dari dua pertimbangan tersebut, Jokowi akhirnya membatalkan kenaikan harga BBM berjenis Premium.

Keputusan tersebut akhirnya diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan walaupun sebelumnya sudah diumumkan harga akan naik.

Pada Rabu (10/10/2018) lalu, Jonan sudah telanjur mengumumkan bahwa harga premium akan naik paling cepat pada pukul 18.00 WIB.

Kabar bahwa Jokowi membatalkan kenaikan harga premium tersebut baru keluar sekitar pukul 17.00 WIB.

Jokowi pun memastikan, tidak akan ada kenaikan harga premium dalam waktu dekat ini.

"Sudah saya batalkan dengan hitung-hitungan, dengan angka-angka yang sangat realistis," kata Jokowi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Batalkan Kenaikan Harga Premium di Menit Terakhir, Ini Penjelasan Jokowi".