Perang Suku di Papua Gara-gara Kecelakaan Motor, Satu Polisi Jadi Korban Panah

Agilvi Oktora Nurradifan - Selasa, 9 Oktober 2018 | 21:42 WIB

Ilustrasi perang antar suku di Papua. (Agilvi Oktora Nurradifan - )

"Namun pada malam harinya, dua orang masyarakat Welianus Wetipo dan kakak Tinus Wetipo dianiaya oleh masyarakat dari Suku Kimyal di Jalan Sosial.

Lalu ada masyarakat yang melaporkan ke polisi adanya kasus penganiayaan dan penyanderaan," katanya.

Ketika polisi hendak menangkap pelaku penganiayaan dan bernegoisasi, lanjut Kamal, malah diserang masyarakat.

Akibatnya satu anggota polisi terluka terkena panah di pantat.

(BACA JUGA:Miris! Perjuangan Tukang Ojek di Puncak Jaya Papua, Bertaruh Nyawa sampai Ditembak Kelompok Kriminal)

"Karena massa semakin tidak dapat dikendalikan melakukan penyerangan kepada petugas. Kasat Sabhara memerintahkan personel untuk melakukan tembakan peringatan ke arah atas."

"Hal itu kemudian membuat massa mengepung polisi dan melemparinya dengan batu.

Akibat chaos, anggota menarik diri dari lokasi dan kemudian mengecek para korban di rumah sakit," ujarnya.

Dari hasil pengecekan di rumah sakit, tambah Kamal, diketahui satu orang meninggal dunia bernama Rangki Sallah.

(BACA JUGA:Viar Berniat Jualan Motor Listrik Di Papua, Ini Tanggapan Wim Motor)

Dia mengalami luka tembak pada dada kiri bawah ketiak.

"Keluarga korban masyarakat yang diduga meninggal dunia akibat terkena tembakan tidak mau memberikan akses kepada pihak Polres Yahukimo untuk melakukan pengecekan"

"Namun tetap melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala suku dan keluarga korban agar sama-sama menjaga kamtibmas tetap kondusif," ujarnya.

Untuk mengantisipasi berlanjutnya perang suku, kata Kamal, saat ini 172 personel Polres Yahukimo dan 1 SST anggota Brimob telah disiagakan.

Sedangkan anggota yang terkena panah akan dievakuasi dan dirawat di RS Bhayangkara.

"Kita meminta bantuan dari TNI untuk melakukan pengamanan di sekitar lokasi kejadian dan melakukan patroli di tempat-tempat yang dianggap rawan terjadinya tindak kejahatan, menyiagakan personel, mengirim 2 SST dipimpin Dir Sabhara dan Dir Krimsus Polda Papua, melakukan penyelidikan dan penyidikan," katanya.