GridOto.com-Mandatori pemanfaatan bahan bakar biodiesel B20 di Indonesia sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Artinya bahan bakar biodiesel B20 bakal dipasarkan di semua SPBU dan dikonsumsi oleh mobil penumpang dan komersial bermesin diesel di tanah Air.
Biodiesel B20 adalah bahan bakar diesel campuran minyak nabati 20% dan minyak bumi (petroleum diesel) 80%.
Bagaimana dampak penggunaan biodiesel B20 di Indonesia?
Biodiesel B20 dengan kualitas yang baik bisa memberikan dampak positif pada mesin diesel modern.
(BACA JUGA: Biodiesel B20, Ini Penjelasan Ringkasnya)
Ini karena Cetane Number (bilangan setana) biodiesel itu lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan petroleum diesel, maka pembakaran yang terjadi di mesin menjadi lebih sempurna dan efisien.
"Hal tersebut terjadi karena pada biodiesel tidak terdapat kandungan sulfur," Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung saat dihubungi GridOto.com.
Kandungan sulfur yang terdapat pada petroleum diesel itu sangat mempengaruhi emisi yang dihasilkan dan kesehatan sistem common rail di mesin diesel modern.
Semakin rendah kandungan sulfur, semakin baik emisi gas buang yang dihasilkan.
"Jadi secara performa biodiesel B20 ini sudah sangat baik untuk penggunaan harian," terang Doktor lulusan Jerman ini.
(BACA JUGA: Biodiesel, Ini Asal Mula dan Penemunya)
Respons positif terhadap penggunaan biodiesel B20 juga datang dari pabrikan mobil.
"BBM Biodiesel B20 sih cocok dengan spek mesin diesel mobil Toyota, jadi tidak ada masalah," terang Didi Ahadi, Department Head Technical Support PT Toyota Astra Motor kepada GridOto.com.
Menurut Didi, penggunaan biodiesel B20 di mobil mobil mesin diesel modern berteknologi common rail tidak masalah.
"Dari segi performa tidak ada perbedaan berarti dengan bahan bakar diesel biasa," ujar Didi sambil tersenyum.
Hal senada juga datang dari pabrikan kendaraan komersial.
"Untuk itu bagi customer setia Hino tidak perlu khawatir, karena Hino telah lulus uji dan siap menggunakan bahan bakar solar B20” kata Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motor Sales Indonesia dalam keterangan resminya.
(BACA JUGA: Biodiesel B20, Faktor Ini yang Jadi Penyebab Kekhawatiran)
Walau begitu, ada beberapa hal yang mesti diwaspadai terkait mandatori penerapan biodiesel B20 ini.
"Dari segi bidang otomotif banyak yang mempertanyakan soal kualitas dari bahan bakar biodiesel itu sendiri," sambung Yus, sapaan akrab Tri Yuswidjajanto.
Menurutnya, kualitas biodiesel yang buruk akan menyebabkan kerusakan pada ruang bakar mesin akibat dari zat asam yang terkandung pada senyawa nabati di biodiesel B20.
"Di Indonesia masih menggunakan standar Euro2, jadi yang penting biodiesel B20 yang dipakai memenuhi standar itu," imbuh Yus.
Soal penerapan standarisasi dan kualitas biodiesel B20 juga disoroti oleh Ketua Kompartemen Angkutan Darat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Kyatmaja Lookman kepada GridOto.com.
"Blending dari biodiesel B20 ini belum terstandarisasi dengan baik, setiap pemasok memiliki kualitas yang berbeda-beda," terang pria yang juga menjabat sebagai Chief Executive Officer PT Lookman Djaja, perusahaan logistik dengan armada ratusan truk bermesin diesel.
(BACA JUGA: Sudah Riset Sejak Lama, Hino Sambut Baik Program Biodiesel B20)
Faktor lain yang mesti diwaspadai adalah filter bahan bakar di mobil.
Terutama saat pemakaian awal saat ganti dari bahan bakar diesel biasa ya, filter bahan bakar akan lebih cepat kotor.
Ini karena biodiesel B20 ini memiliki senyawa ester yang mampu merontokkan kotoran dalam tangki bahan bakar dan saluran bahan bakar (fuel line).
"Karena biodiesel B20 saat masuk ke tangki akan meng-flush sisa bahan bakar diesel biasa yang mengandung lebih banyak sulfur," jelas Didi.
Ini akan menyebabkan interval penggantian filter solar akan lebih cepat di awal penggunaan biodiesel B20.