Kebijakan DP Kendaraan 0 Persen, Ini Keuntungan dan Kerugiannya

Naufal Shafly - Jumat, 31 Agustus 2018 | 20:37 WIB

Ilustrasi industri kendaraan (Naufal Shafly - )

"Kesiapan yang pertama di pintu paling depan itu assasment resiko kreditnya, jadi mereka butuh banyak orang untuk riset assasment resiko kredit dengan lebih hati-hati, karena kan ini uang mukanya 0 persen, pastinya banyak orang tertarik untuk ambil kendaraan," jelasnya.

Jika tidak mencermati hal tersebut, imbasnya adalah banyaknya kredit macet yang akan menimbulkan masalah baru yakni penarikan kendaraan oleh debt collector.

(BACA JUGA: Wow...Pasang Full Body Kit BMW Z4 Buat Balap, Budgetnya Bisa Tebus Fortuner Baru)

"Kalau orang pada akhirnya gak mampu bayar, sehingga harus ditarik sama debt collector, tentunya lembaga multi-finance harus mengeluarkan biaya lebih untuk SDM debt collectornya," ulas Bhima.

"Kalau kendaraan bermotor kan tidak seperti rumah yang posisinya diam di satu tempat aja, sehingga untuk proses penyitaannya lebih mudah. Nah, kendaraan kan mobile, bisa ke mana saja, sehingga membutuhkan biaya debt collector yang lebih besar," tambahnya.

Ia berpendapat, lembaga multi-finance pasti akan lebih waspada dengan kebijakan ini, mengingat di sisi lain pertumbuhan ekonomi juga sedang melambat.

"Melihat kondisi ekonomi secara makro, konsumsi rumah tangga masih melambat, masih sekitar 5 persen, kemudian di sisi lain inflansi juga cenderung naik, dan bunga acuan juga terus mengalami kenaikan, pastinya akan berimbas juga dong kepada bunga kendaraan bermotor."

Hal tersebut menurutnya juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kebijakan ini tidak akan berlangsung efektif jika diterapkan.