Dari Lawan Arus hingga Pikap Tahu Bulat, Indonesia Masih Tertinggal soal Keselamatan Berkendara

Rizky Septian - Jumat, 23 Februari 2018 | 16:09 WIB

Ilustrasi mobil pikap tahu bulat (Rizky Septian - )

GridOto.com - Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang, memiliki ciri yang sama soal keselamatan di jalan raya.

Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), cirinya adalah tingkat kesadaran yang rendah.

“Satu ciri khas dari negara berkembang adalah kesadaran tentang keselamatan jalan sangat rendah, karena orientasi mereka adalah hasil bukan proses,” kata Jusri, seperti dilansir KompasOtomotif.

Secara keseluruhan, negara-negara di Asia tertinggal soal itu dibanding negara di benua Eropa dan Amerika Serikat.

(BACA JUGA: Mobil Dengan Dapur Berjalanan, Inspirasi Buat Para Tukang Tahu Bulat)

Anggapan itu dikemukakan Jusri, meskipun dikatakan ada negara maju di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

“Negara-negara di Asia orientasi keselamatan jalan masih terbatas di lingkungan kerja, misalnya pabrik yang tertutup dan terkontrol. Padahal di luar ada berbagai macam kondisi dan itu tidak bisa dikontrol. Asia belum melihat ke sana,” ucap Jusri.

Sepeda motor bonceng dua orang, lawan arus, naik trotoar, serta mobil melintas di bahu jalan tol atau pedagang tahu bulat, merupakan wujud kesadaran yang rendah atas keselamatan jalan.

“Kita masih jauh, prilaku ekstrem seperti itu dan akan lebih banyak lagi muncul yang berbahaya di lingkungan,” kata Jusri.

(BACA JUGA: Enggak Sembarangan, Berdagang Tahu Bulat di Mobil Pikap Harus Ada Standar Keamanannya Biar Enggak Kebakar)

Kesadaran keselamatan jalan bukan hanya tugas pelaku lalu lintas tetapi semua yang terlibat, mulai dari masyarakat sampai regulator.

Artikel ini sudah tayang di Otomotif.kompas.com dengan judul Begini Ciri Keselamatan Berkendara di Negara Berkembang