Ada Ingkar Janji Di Balik Keangkeran Tol Cipularang KM 97, Benarkah?

Akbar - Jumat, 22 Desember 2017 | 18:02 WIB

(Akbar - )

Sebelum ada jalan tol, di kawasan sekitar Gunung Hejo adalah ladang dan persawahan yang membentang luas.

Masyarakat yang akan ritual ke Gunung Hejo hanya bisa jalan kaki melewati pematang sawah dan jalan setapak di pinggir ladang. Tidak ada jalan untuk mobil ke arah gunung.

Jika menaiki sepeda motor, harus hati-hati melewati jalan tanah yang cuma setapak.

“Dengan adanya jalan tol, justru jika memakai sepeda motor akan kesulitan, karena jalannya terpotong. Paling hanya bisa berhenti di pinggir tol, terus jalan kaki lewat terowongan menyeberang ke Gunung Hejo. Jika ingin dekat ke arah gunung, harus memutar jalan yang cukup jauh,” katanya.

Menurut Jaya, jika ada peziarah ingin ke makam memakai keramat Syekh dengan mobil, biasanya mereka berhenti di rest area KM 97,  lalu jalan kaki ke arah KM 96.200, dan melompati pagar tol menuju gunung.

Rute jalan ke Gunung Hejo cukup terjal, sekitar satu kilometer naik ke atas. Banyak pohon-pohon besar yang akarnya menjuntai sampai bawah. Lalu, ada jembatan dari kayu untuk naik ke atas.

“Pada malam Jumat, banyak orang melakukan ritual di sana. Mereka dari berbagai kota seperti Jakarta, Bogor, Karawang, Bandung, bahkan ada yang dari Jawa Tengah," ujar Jaya.