Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Hingga Akhir Tahun Pengamat Prediksi Defisit 8 Juta Kilo Liter Pertalite

Hendra - Senin, 6 Juni 2022 | 13:10 WIB
Antrian motor mengisi Pertalite di sebuah SPBU
Vedhit
Antrian motor mengisi Pertalite di sebuah SPBU

GridOto.com- Panjangnya antrean dan kadang 'sedang dalam pengiriman' Pertalite di beberapa SPBU sudah diprediksi. 

Hal ini terlihat dari pantauan GridOto di beberapa SPBU di seputaran Jakarta dan Tangerang dalam beberapa waktu terakhir ini. 

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute mengatakan memang akan terjadi defisit pada penggunaan Pertalite. 

Ia mengatakan sebelum adanya kenaikan BBM untuk Pertamax pada April lalu, pemerintah memperkirakan kebutuhan akan BBM jenis Pertalite sebesar 25 juta kilo liter.

Sementara kuota Pertalite tahun ini adalah 23,7 juta kilo liter. 

"Artinya dengan kondisi sebelum April, sudah defisit sekitar 1,3 juta kilo liter Pertalite," jelas Komaidi. 

Makanya, ketika ada perubahan harga dan diikuti Pertalite menjadi BBM penugasan mengganti Premium membuat dirinya kaget. 

Sementara Premium diperkirakan kebutuhannya sekitar 5 juta kilo liter. 

Artinya, dengan penghapusan Premium, maka Pertalite akan ketambahan 6 juta kilo liter akibat perpindahan, sehingga defisitnya makin besar menjadi 6,3 juta kilo liter. 

Baca Juga: Definisi Mobil Mewah yang Tidak Boleh Isi Pertalite Masih Dibahas Pemerintah, Honda Beri Tanggapan

Ia juga memprediksi saat perubahan harga Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter, sebagian dari pengguna Pertamax akan 'turun derajat' menggunakan Pertalite. 

"Saya perkirakan akan terjadi perpindahan konsumsi Pertamax ke Pertalite sebesar 1-2 juta kilo liter Jadi secara total defisit penggunaan BBM Pertalite tahun ini sebesar 7,3-8,3 juta kilo liter," ungkapnya. 

Di sisi lain, di regulasi sebelumnya BBM penugasan di distribusikan di luar Jawa, Madura dan Bali.

Untuk regulasi terbaru, dimana Pertalite sebagai BBM penugasan berlaku di seluruh Indonesia. 

"Padahal seperti di ketahui konsumsi di wilayah Jawa, Madura dan Bali itu 60 persen dari seluruh Indonesia," bilang pria yang menamatkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur. 

Jadi, ia mengaku tidak heran dengan adanya antrean yang panjang atau BBM.

"Jika tidak ada kebijakan lain, maka dalam bulan-bulan ke depan, antrean panjang atau Pertalite 'sedang dalam pengiriman' akan sering terjadi,"  tutup Komaidi. 

Editor : Hendra

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa