Punya Prospek Cerah, Honda WR-V Sasar Konsumen yang Ingin 'Naik Kelas' dan First Time Buyer

Muhammad Ermiel Zulfikar - Minggu, 6 November 2022 | 19:05 WIB

Honda WR-V hadir sebagai penantang baru di kelas Small SUV. (Muhammad Ermiel Zulfikar - )

GridOto.com - PT Honda Prospect Motor (HPM) optimis WR-V memiliki prospek yang cerah, seiring dengan pasar Small SUV yang bertumbuh dan menjadi idola baru masayarakat Indonesia.

Berdasarkan catatan HPM, selama periode Januari hingga Agustus 2022 pertumbuhan Small SUV semakin menunjukkan tren positif, dengan peningkatan penjualan sebesar 90 persen.

Adapun yang menjadi target pasar dari Honda WR-V, diakui HPM adalah konsumen yang ingin 'naik kelas' atau upgrade kendaraan mereka ke segmen di atasnya.

Walaupun tidak menutup kemungkinan Honda WR-V juga diminati first time buyer atau pembeli pertama, dengan komposisinya yang lumayan besar saat ini di Tanah Air.

"Kalau dari Honda ya, ini (WR-V) menyasar segmen upgrader dan juga ada first time buyer," ujar Yusak Billy selaku Business Innovation, Sales & Marketing Director HPM belum lama ini.

"Upgrader yang terbanyak kalau kami analisa. Dari awalnya menggunakan Brio, ketika dia ingin upgrade bisa ke WR-V dulu," imbuhnya saat sesi tanya jawab seusai peluncuran Honda WR-V.

Saat ini Honda WR-V dipasarkan dalam tiga pilihan varian, semuanya menggunakan transmisi otomatis CVT (Continuously Variable Transmission) untuk menyalurkan tenaga ke roda depan.

Untuk harganya, Honda WR-V E CVT yang merupakan varian termurah dibanderol Rp 271,9 juta, kemudian RS CVT Rp 289,9 juta dan RS CVT with Honda Sensing Rp 309,9 juta on the road (OTR) DKI Jakarta.

Hingga pengujung 2022 nanti Honda mematok produksi WR-V sebanyak 1.700 unit, yang mana Small SUV terbarunya ini dirakit secara lokal di pabrik Karawang, Jawa Barat.

Baca Juga: Pasar Small SUV Lagi Naik Daun, Jadi Alasan Honda Tertarik Luncurkan WR-V di Indonesia?

Sementara untuk tahun depan, pesaing baru Toyota Raize dan KIA Sonet tersebut ditargetkan Honda mampu terjual sebanyak 30 ribu unit.

"Kapasitas produksi itu tergantung dari pasokan komponen chip semikonduktor yang masih sangat terbatas. Kami akan memproduksi varian yang demand-nya banyak terlebih dahulu," pungkas Billy.