Pahami Bahaya Aquaplaning, Mobil Bisa Terbalik Kalau Pengemudi Cuek Sama Kondisi Ban dan Agresif di Jalan

Harun Rasyid - Minggu, 26 Juni 2022 | 18:48 WIB

Ilustrasi Toyota Fortuner terbalik di jalan yang basah (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Bahaya aquaplaning bisa mengancam keselamatan pengendara ketika cuaca sedang hujan, khususnya saat melewati jalan yang terdapat genangan air.

Bagi yang belum tahu, Aquaplaning adalah kondisi ban yang kehilangan traksi di permukaan jalan ketika melintasi genangan air.

Oleh sebab itu, saat mengalami aquaplaning kendaraan akan terasa mengambang sehingga bisa tergelincir dan dapat memicu kecelakaan.

Sony Susmana, Training Director dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab aquaplaning.

Penyebab aquaplaning yang pertama yaitu karena kondisi ban yang sudah kurang baik hingga penggunaan jenis ban yang tidak sesuai peruntukannya.

"Aquaplaning bisa makin parah jika kondisi ban botak, kurang angin, dan penggunaan ban MT (Mud Terrain) untuk off-road di aspal," ujar Sony saat dihubungi GridOto.com beberapa waktu lalu.

Tiktok/josua_victor_sijabat
Tangkapan layar Toyota Kijang Innova mengalami aquaplaning di Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Lumban Julu pada Minggu (27/06/2021).


Karena itu, pengguna mobil sebaiknya menggunakan ban yang sesuai fungsinya demi keselamatan berkendara.

"Ban yang sesuai dan mampu menyibak genangan air itu jenis HT (Highway Terrain) yang memang diperuntukan di aspal, itupun saat kendaraan melaju di kecepatan tertentu," lanjut Sony.

Ia mengungkapkan, aquaplaning bisa membuat mobil terbalik meskipun kemungkinannya terbilang kecil jika berada di jalan yang permukaannya rata.

Baca Juga: Aquaplaning Jadi Salah Satu Penyebab Kecelakaan di Musim Hujan, Begini Cara Mengantisipasinya

"Namun jika jalannya bergelombang (bumpy) atau permukaan lapisan jalannya berbeda-beda, mungkin saja bisa terbalik, itupun biasanya di mobil yang punya ground clearance tinggi," jelas Sony.

Jadi untuk mencegah aquaplaning, ia mengimbau agar pengemudi memperhatikan kecepatan laju kendaraannya.

"Saat hujan atau melewati jalan yang basah, normalnya kecepatan dikurangi 10 sampai 20 kilometer per jam ketimbang saat melaju di kondisi jalan yang kering," sebut Sony.

Berikutnya, ia juga menyarankan agar pemilik kendaraan memperhatikan kondisi kelayakan ban hingga memperbaiki cara berkendara di jalan.

"Jadi ban yang dipakai enggak boleh botak, tidak boleh kurang angin, mamakai ban yang sesuai peruntukan dan menjaga kesesuaian kecepatan kendaraan. selanjutnya cara mengolah kemudi sebaiknya juga secara halus dan tidak boleh agresif atau kasar," terang Sony.

YouTube/TyreSafe
Ilustrasi Aquaplaning


Mencegah aquaplanning dengan cara tersebut dinilai lebih aman ketimbang berusaha mengendalikan kendaraan saat tergelincir.

Sebab aquaplanning terjadi begitu cepat, sehingga membuat pengendara kurang waspada saat melaju di cuaca hujan.

"Sebenarnya saat hujan kendaraan sering terkena aquaplaning, hanya saja pengemudi tidak sensitif sehingga cuek dan panik saat ban selip hingga kendaraannya melintir," jelas Sony.

Karena itu, lebih hati-hati lagi ya sob saat berkendara dan jangan lupa juga untuk mematuhi peraturan lalu lintas hingga menjaga street manners selama perjalanan.