Selain Corolla DX, Bikin Konversi Toyota AE6 Bisa Juga Pakai Mobil Ini

Aditya Pradifta - Rabu, 29 September 2021 | 20:35 WIB

Modifikasi dan restorasi Toyota AE86 dengan basis Corolla DX (Aditya Pradifta - )

GridOto.com - Ternyata tak hanya Toyota Corolla DX yang bisa dijadikan bahan konversi untuk dijadikan Toyota AE86.

Menurut Baginda, pemilik Toyota AE86 convert, ada opsi mobil lain yang bisa dijadikan bahan.

"Yang saya pakai ini kan Corolla DX dan kondisinya betul-betul bahan sampai kerepotan juga urut kabel dan beresin beberapa hal lain," buka Baginda.

Toyota Corolla DX 1982
"Tapi ada mobil lain yang bisa dijadikan bahan selain Corolla DX. Bisa juga pakai Charmant, cuma jadinya beda merk," ungkapnya menambahkan.

Charmant yang dimaksud di sini ialah Daihatsu Charmant generasi kedua keluaran tahun 1981 s.d. 1987, dengan kode sasis A35 atau A55.

Meski sedan ini tidak sepopuler Corolla DX di medio 1980-an, menurut Baginda pilihan ini boleh jadi lebih pas ketimbang Corolla DX.

Daihatsu Charmant keluaran tahun 1981-1987
"Karena secara panjang dan lebarnya, meskipun sedan dia (Charmant) malahan lebih pas buat jadi bahan konversi ke AE86," terangnya lagi.

Jika merujuk pada spesifikasi dimensi Toyota Sprinter Trueno AE86, mobil lift back lansiran Toyota ini terbilang mungil.

Panjangnya saja mencapai 4.204 mm, dengan lebar 1.626 mm, tinggi 1.336 mm, dan wheelbase 2.400 mm.

Konstruksi mesin depan dengan penggerak roda belakang (RWD) di rentang waktu 1980-an cukup banyak yang opsinya dan yang dinilai paling cocok dan populasinya banyak di Indonesia yakni Corolla DX dan Daihatsu Charmant.

Aditya Pradifta
Toyota AE86 hasil konversi punya dimensi dan wheelbase yang mirip dengan Daihatsu Charmant
Untuk Daihatsu Charmant, dimensinya punya ukuran panjang 4.275 mm, dengan lebar 1.630 mm, lalu tingginya 1.380 mm, sedangkan wheelbase berukuran 2.400 mm.

"Dari wheelbase Charmant ini sama persis dengan AE86 makanya termasuk paling cocok untuk bahan konversi," tegas Baginda.

Untuk estimasi pengerjaan bodi konversi ini Baginda mengatakan setidaknya butuh dana Rp 200 juta hingga Rp 250 juta.

"Itu biaya konversinya aja, enggak termasuk bahan mobilnya," tandasnya.