Kisah Sedih Pemilik KIA Picanto yang Mobilnya Terendam Banjir di Perum Pondok Gede Permai

Wisnu Andebar - Jumat, 3 Januari 2020 | 14:25 WIB

KIA Picanto milik Jemina di Perumahan Pondok Gede Permai ditowing menuju bengkel resmi KIA. (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Banjir yang menenggelamkan Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi telah surut, seperti dipantau GridOto.com hari ini, Jumat (3/1/2020).

Warga di Perumahan ini mulai berbenah. Salah satu warga terlihat mengangkut mobilnya setelah terendam banjir menggunakan layanan towing.

Dia adalah Jemina, korban banjir pemilik KIA Picanto yang ingin membawa mobilnya ke bengkel resmi KIA di Bekasi.

"Iya, ini mau dibawa ke bengkel, takut kelamaan dan takut banjir susulan juga nanti malah susah," katanya kepada GridOto.com, Jumat (3/1/2020).

(Baca Juga: Motor yang Kebanjiran Disarankan Langsung Kuras Tangki, Ini Alasannya)

Mobilnya ditowing menuju dealer resmi KIA, Bekasi dengan biaya Rp 900 ribu.

Sementara, ibu dua anak ini belum mengetahui berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki mobilnya.

"Belum tahu. Yang penting taruh di bengkel dulu. Saya sempat minta diskon juga ke bengkel, ya namanya musibah," terangnya.

Dia bercerita, tidak sempat memindahkan mobilnya ke tempat yang aman karena air sudah terlampau tinggi.

"Tadinya saya mau taruh atas, tapi mikir lagi karena air sudah tinggi takut malah mogok di tengah jalan," imbuhnya.

(Baca Juga: Banjir Bikin Motor Rawan Berkarat, Jika Terlanjur Kena Pakai Cara Ini)

Akhirnya, dia pasrah Picanto-nya terendam banjir, namun sebelum air merendam rumahnya, ia mengunci pagar rumah untuk menghindari mobilnya hanyut.

Ketinggian banjir pada saat itu, menurut Jemina, melebihi lantai dua rumahnya.

"Mobil saya terendam total, di lantai dua rumah saya saja genangan air mencapai 60 sentimeter," terang dia.

Jadi, meskipun barang-barang dari bawah sudah dinaikkan ke atas, tetap saja kebanjiran juga.

Sehingga, selama banjir, ia mengungsi di tempat temannya karena semua barang basah, termasuk kasur.

Saat ini, ia dan seorang anak perempuannya mulai membersihkan lumpur yang mengendap di rumahnya.

Namun, belum bisa maksimal karena listrik masih mati dan tidak ada air.

Keadaan diperparah karena genset miliknya juga terendam banjir sehingga tidak bisa digunakan.

"Mana saya cuma berdua sama anak saya perempuan, yang anak laki-laki belum pulang, masih di Jakarta," ceritanya.

"Ya namanya musibah, tahun ini menurut saya paling besar, sebelumnya enggak sampai begini," tutupnya.