Blak-Blakan Winston Wiyanta : Kisah Ini Buktikan Winston Mandiri Meski Jadi Anak Bos Delima Jaya

M. Adam Samudra - Senin, 22 April 2019 | 19:10 WIB

Winston Wiyanta, menceritakan perjalanan karirnya hingga menjabat direktur Delima Jaya Group (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Untuk menjadi sukses perlu perjalanan panjang. Hal itulah yang dirasakan Managing Director Delimajaya, Winston

Sejak kecil, ia menggantikan posisi ayahnya, Wiyanta yang sejak tahun 1975 mengawali bisnis dari pembuatan pintu pagar dari besi dan perbaikan mesin perkebunan.

Masa kecil Winston diwarnai kesuksesan bisnis ayahnya.

Di era 90-an, Delimajaya hampir menggarap sebagian besar karoseri angkutan kota di Jakarta.

(Baca Juga : Mobil Esemka Bagimana Nasibmu Kini, Akankah Laku di Negara Sendiri?)

Untuk diketahuu, hampir setengah dari armada Metromini dan Kopaja di Jakarta dibuat di pabrik Delimajaya di Bogor.

Pada akhir 2011, di usianya yang ke-22 tahun, Winston resmi menjadi Managing Director Delimajaya.

Langkah pertamanya adalah merampingkan divisi yang dianggapnya terlalu banyak.

Contohnya, pembenahan di tim pemasaran yang diisi orang-orang baru tetap harus diimbangi oleh bagian produksi. 

(Baca Juga : Begini Tips Redam Emosi Ala Polisi Saat Mengemudi)

Dengan kombinasi tersebut, Winston memilah karyawan yang cocok di bagian penjualan, alat berat, dan sebagainya. 

Perubahan ini dia lakukan bertahap sembari mengamati kinerja tim secara ketat.

Lantas apa ada tekanan dalam pekerjaan dari sang ayah?

"Kebetulan kalau ayah saya itu orangnya enggak di batasan, jadi dia beri kebebasan kepada saya sampai salah juga enggak terlalu dimarahin tapi di kasih nasihat," kata Winston kepada GridOto.com di Bogor beberapa waktu lalu.

Bahkan Ia bercerita, lahir dari seorang ayah yang sekaligus owner pernah di pandang negatif.

"Pernah dimarahi konsumen, tapi memang anaknya langsung owners pasti ada aja yang bilang ini itu," kata dia.

Winston mulai memisahkan beberapa unit usaha menjadi perusahaan baru. 

Pertama, PT Bahtera Putera Abadi yang bergerak di bisnis fabrikasi metal, seperti komponen untuk perusahaan alat berat dan kursi interior untuk kendaraan.

Kedua, PT Auto Assembler Indonesia yang bergerak di bidang perakitan mobil. Beberapa merek mobil dari China, seperti Foton dan FWA sempat dirakit di perusahaan ini.